KUA Berkonsep Green Building Mulai Dibangun Tahun Ini, Target 160 Unit

Cecep Khairul Anwar, Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah Kementerian Agama
Sumber :
  • Kemenag

Jakarta, VIVA – Kementerian Agama pada tahun 2025 ini akan segera membangun Kantor Urusan Agama atau KUA. Namun konsepnya berbeda dari biasanya, yakni dengan konsep ramah lingkungan atau green building.

Target awal yang dibangun 160 unit KUA. Pembangunan fisiknya direncanakan akan mulai pada Maret dan rampung Agustus 2025.

Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah Kemenag, Cecep Khairul Anwar, menjelaskan bahwa proses lelang perencanaan proyek dan lelang fisik diharapkan selesai pada Februari 2025. 

“Pembangunan fisik dimulai Maret. PIC dan PPK mesti memperhatikan timeline dengan ketat agar pelaksanaan berjalan sesuai rencana,” ujarnya kepada media di Jakarta, Jumat 17 Januari 2025.

Untuk menentukan lokasi-lokasi dari 160 unit KUA yang dibangun dengan konsep green building tersebut, Cecep menjelaskan kalau indikator prioritas telah disepakati dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

"Indikator tersebut adalah, pertama, prioritas diberikan kepada KUA yang belum memiliki gedung, namun telah memiliki lahan bersertifikat atas nama Kemenag, terutama yang sumber lahannya merupakan hibah dari pemerintah daerah. Kedua, gedung lama yang mengalami kerusakan berat dan telah berusia lebih dari 40 tahun juga menjadi fokus utama dalam program ini,” jelas Cecep.

Cecep melanjutkan, yang ketiga adalah KUA yang memiliki lahan bersertifikat di wilayah perbatasan juga diutamakan. Walau layanan pada wilayah tersebut masih minim, tetapi gedung KUA yang diperbatasan antarnegara penting dibangun lebih baik sebagai bukti kehadiran pemerintah memberi pelayanan pada masyarakat.

“Penentuan indikator ini telah ditekankan oleh Bappenas untuk memastikan keadilan dan pemerataan layanan,” imbuhnya.

Dikatakan Cecep, setelah pembangunan rampung pada Agustus sesuai target, laporan mengenai hasil, capaian, dan dampak akan disusun sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 112 Tahun 2024. Menurutnya, keberhasilan pembangunan tidak hanya diukur dari kemegahan gedung, tetapi juga dampak yang dihasilkan.

Kemenag Targetkan Tahun 2025 Ada 1000 Kampung Moderasi Beragama yang Rampung

Konsep Green Building KUA

Konsep green building KUA berfokus pada tiga indikator, yaitu ramah lingkungan, efisiensi energi, dan daur ulang sumber daya. “Bangunan ini dirancang agar memberi dampak positif terhadap lingkungan dengan suasana yang asri, nyaman, dan minim kerusakan,” kata Cecep.

Kini Sah Secara Agama dan Negara, Mahalini dan Rizky Febian Akhirnya Punya Buku Nikah

Berpedoman pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Permen PUPR) Nomor 21 Tahun 2021, yaitu:

Ramah Lingkungan

Rizky Febian dan Mahalini Nikah Ulang, Keluarga Hadir Menyaksikan

Bangunan green building KUA dirancang untuk menciptakan kenyamanan dan mengurangi emisi karbon. Ke depan, akan ada pembatasan penggunaan pendingin ruangan. KUA hanya diizinkan menggunakan AC yang memenuhi kriteria ramah lingkungan yang telah diatur Pemerintah.

Efisiensi Energi

Dijelaskan oleh Cecep, efisiensi energi diwujudkan melalui pemasangan panel surya pada atap gedung untuk mengurangi biaya listrik. “Seluruh instalasi, termasuk pencahayaan LED, dirancang agar hemat energi tanpa mengurangi fungsi perangkat elektronik di KUA,” katanya.

Daur Ulang Sumber Daya

Daur ulang sumber daya menjadi prioritas. Kata Cecep, termasuk pada pengelolaan dan pemanenan limbah air wudu dan air hujan. Ia menambahkan, limbah air wudu dan air hujan akan disaring melalui tiga tahap dan disimpan di ground tank untuk digunakan kembali.

“Tiga indikator tersebut tentu mendukung pelestarian lingkungan dan meningkatkan efisiensi operasional KUA,” ucapnya.

Kasubdit Sarana dan Prasarana KUA, Jajang Ridwan, menegaskan kalau KUA green building juga akan menerapkan konsep smart building. Dimana nantinya akan memanfaatkan teknologi modern, seperti sensor, sistem otomatisasi, dan Internet of Things (IoT).

“Pada 2025, kami akan mengupayakan penggunaan teknologi jaringan berbasis satelit di KUA. Dengan teknologi ini, sinyal dapat dijangkau di mana pun,  termasuk KUA yang berada di wilayah terpencil,” pungkas Jajang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya