Pakar Digital Anthony Leong Rekomendasikan Model Baru Strategi Komunikasi Krisis untuk Pemerintah

Anthony Leong, Pakar Komunikasi Digital
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta, VIVA – Pakar komunikasi digital, Anthony Leong, memperkenalkan konsep baru sebagai solusi komunikasi krisis yang lebih adaptif. Konsep itu adalah Integrated Crisis Communication Model atau ICCM.

Menkopolkam: Program Makan Bergizi Gratis akan Dijaga Kualitasnya

Model ini mengintegrasikan pendekatan budaya, responsivitas, serta kolaborasi antar-stakeholder untuk menciptakan komunikasi yang lebih efektif dalam situasi krisis.

Ini dipaparkan Anthony Leong, dalam Sidang Promosi Doktor dengan disertasi berjudul "Strategi Komunikasi Krisis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam Pemulihan Sektor Pariwisata Pasca Pandemi (Studi Kasus di Provinsi Bali, Jawa Barat, dan Kepulauan Bangka Belitung)". 

Penampakan Menu Makan Bergizi Gratis Seharga Rp 10 Ribu di Depok

Sidang Promosi Doktor dilaksanakan pada Rabu (15/01) di Lantai 4 Gedung Pascasarjana Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Bandung.

"Disertasi ini lahir dari urgensi memperkuat strategi komunikasi krisis, khususnya setelah pandemi Covid-19 yang melumpuhkan sektor pariwisata di Indonesia. Model ICCM dirancang untuk mengatasi kelemahan model sebelumnya, seperti Situational Crisis Communication Theory (SCCT), yang selama ini digunakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Model ini tidak hanya relevan untuk komunikasi di sektor pariwisata, tetapi juga dapat berfungsi sebagai rumusan strategis yang fleksibel dan aplikatif untuk berbagai ranah komunikasi publik, baik dalam pemerintahan maupun sektor swasta," jelas Anthony dalam keterangannya, Kamis 16 Januari 2025.

Diganti Jeruk, Menu Makan Bergizi Gratis Hari Pertama di Depok Tidak Dilengkapi Susu

Jelas dia, dari hasil penelitian menunjukkan bahwa walau SCCT digunakan tetapi implementasinya mengalami kendala. Seperti kurangnya koordinasi antar-stakeholder, keterbatasan sumber daya manusia, dan ketidaksesuaian strategi dengan kebutuhan lokal.

"ICCM hadir sebagai solusi inovatif dengan pendekatan yang lebih adaptif. Model ini mengedepankan lima prinsip utama: integrasi aspek budaya dan kontekstual, fleksibilitas dalam penerapan, kolaborasi lintas sektor, pendekatan sistematis, serta penerapan prinsip S.M.A.R.T. (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound). Dengan pendekatan ini, strategi komunikasi tidak hanya akan lebih efektif, tetapi juga mampu menjawab kebutuhan yang spesifik di berbagai situasi krisis," jelas Anthony.

Dengan model ICCM yang dipaparkannya tersebut, Anthony optimis bisa menjadi panduan bagi pemerintahan Prabowo-Gibran.

"Sebagai contoh, program Makan Bergizi Gratis dapat disosialisasikan secara lebih efektif dengan menerapkan strategi komunikasi berbasis ICCM. Pendekatan ini memastikan bahwa pesan kebijakan tersampaikan secara jelas, terukur, dan relevan kepada masyarakat," jelas Wakil Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) itu. 

Ia mencontohkan terkait kasus pemerasan di DWP atau pelecehan di tempat wisata. Maka menurutnya Kementerian Pariwisata arus menjadi juru bicara Utama dari kasus-kasus ini, bukan saja penegak hukum. Kementerian perlu memastikan citra seluruh acara dan destinasi tetap positif.

"Dalam kasus-kasus seperti pemerasan di DWP atau pelecehan di destinasi wisata, Kementerian Pariwisata harus mengambil peran sebagai juru bicara utama. Ini penting untuk memastikan bahwa citra destinasi wisata dan acara tetap positif, sekaligus membangun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah," kata Anthony yang juga Wakil Sekretaris Umum Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) itu.

"Pemerintahan Prabowo-Gibran dengan fokus pada pembangunan jangka panjang, membutuhkan sistem komunikasi yang responsif terhadap krisis sekaligus mampu membangun kepercayaan publik secara berkelanjutan. ICCM dapat menjadi rumusan alat yang efektif untuk menyelaraskan komunikasi antar-lembaga, sehingga pemerintah dapat lebih fokus pada pembangunan Indonesia yang lebih maju ke depan," pungkasnya.

Sidang promosi di Universitas Padjadjaran ini diuji oleh para akademisi ilmu komunikasi, termasuk Ketua Program Studi S3 Ilmu Komunikasi Unpad sebagai Ketua Sidang, Dr. Dadang Sugiana, M.Si., Ketua Promotor, Prof. Dr. Atwar Bajari, M.Si., Co-Promotor Dekan FIKOM Unpad Dr. Dadang Rahmat Hidayat, S.Sos., S.H., M.Si., dan Co-Promotor Dr. Centurion C. Priyatna, S.S., M.Si., Ph.D. Tim Oponen Ahli terdiri dari Dr. Susie Perbawasari, M.Si., Dr. Evi Novianti, M.Si., Dr. Yuliandre Darwis, S.Sos., M.Mass.Comm., Ph.D., dan Prof. Dr. Ninis Agustini Damayani, M.Lib., selaku representasi Guru Besar.

“Saya dedikasikan disertasi ini untuk mendorong penguatan sistem komunikasi yang lebih terintegrasi di Indonesia. Semoga temuan ini dapat menjadi acuan dalam menghadapi berbagai tantangan komunikasi di masa depan,” tutupnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya