Bung Hatta dan Band Koes Plus Pernah Dipenjara di Glodok, Alasannya Mengejutkan!
- Tangkapan Layar Facebook Glodok Plaza
Jakarta, VIVA – Kebakaran hebat melanda Glodok Plaza, Jakarta Barat, pada Rabu malam, 15 Januari 2025. Api yang berasal dari sebuah diskotek di lantai 7 berhasil dipadamkan setelah upaya intensif selama 10 jam oleh 200 personel pemadam kebakaran dengan dukungan 44 unit kendaraan damkar.
Kejadian ini mengingatkan publik akan sejarah kelam bangunan yang kini menjadi salah satu pusat perbelanjaan modern di Indonesia.
Siapa sangka, lokasi yang kini dikenal sebagai surga elektronik itu pernah menjadi tempat yang sarat cerita tentang perjuangan dan perlawanan.
Bung Hatta Dipenjara di Glodok Demi Kemerdekaan
Pada tahun 1940-an, Wakil Presiden pertama Indonesia, Mohammad Hatta alias Bung Hatta pernah mendekam di Penjara Glodok selama 10 bulan karena aktivitas politiknya yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Penahanannya dilakukan oleh Belanda yang saat itu berkuasa.
Setelah masa tahanan di Glodok, Bung Hatta diasingkan ke Boven Digul dan kemudian ke Pulau Banda Neira. Perjalanan panjang ini menjadi bagian dari perjuangannya membebaskan bangsa dari penjajahan.
Koes Plus Dipenjara di Glodok karena Musik Barat
Cerita lain yang tak kalah menarik datang dari dekade 1960-an, ketika Penjara Glodok berfungsi sebagai Lembaga Pemasyarakatan Khusus (LPK).
Kala itu, rezim Soekarno memandang musik Barat sebagai ancaman ideologis. Band legendaris Koes Plus, yang masih bernama Koes Bersaudara, menjadi korban dari kebijakan ini.
Yon Koeswoyo bersama Tony, Nomo, dan Yok Koeswoyo dipenjara di Glodok pada tahun 1965 karena memainkan musik ala The Beatles. Mereka dianggap tidak nasionalis karena menyebarkan budaya Barat. Setelah tiga bulan mendekam di tahanan, mereka dibebaskan tiga hari sebelum peristiwa G30S/PKI.
Dari Penjara ke Pusat Perbelanjaan
Pada Juni 1977, Glodok Plaza diresmikan sebagai pionir pusat perbelanjaan modern di Indonesia. Dengan enam lantai yang dipenuhi oleh pedagang elektronik, Glodok Plaza menjelma menjadi ikon baru kawasan tersebut, meninggalkan masa lalunya yang kelam sebagai penjara.
Meski kini Glodok Plaza lebih dikenal sebagai pusat perbelanjaan, kisah perjuangan Bung Hatta dan Koes Plus di masa lalu tetap menjadi bagian penting dari sejarahnya.