Jawaban KPK Usai Dikritik Megawati Karena Tak Mampu Usut Kasus Triliunan

Asep Guntur dan Tessa Mahardhika Sugiarto di KPK
Sumber :
  • VIVA.co.id/Zendy Pradana

Jakarta, VIVA – Komisi Pemberantasan Korupsi, mengapresiasi kritikan yang dilayangkan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, yang mengkritik kalau KPK tak bisa mengusut kasus korupsi yang nilainya triliunan rupiah.

"Tentu kami di sini sangat mengapresiasi apa yang disampaikan ibu ketum dan tentunya juga memang itu menjadi harapan kita juga, kita bisa menangani perkara perkara yang besar," ujar Direktur Penyidikan KPK, Asep Guntur Rahayu, kepada wartawan dikutip Senin 13 Januari 2025.

Asep menjelaskan, bahwa banyak laporan yang masuk ke KPK terkait dengan kasus korupsi. Dia menyebut, ada laporan dari masyarakat terkait dengan kasus korupsi yang nilainya triliunan.

"Semoga kita juga ke depan bisa menangani atau ada pelaporan terkait dengan perkara perkara yang besar karena yang kita keluarkan misalkan perkara yang kita tangani Rp 10 miliar dengan perkara yang misalkan Rp 10 triliun, sama saja gitu artinya kita harus melakukan penggeledahan, penyitaan, memeriksa saksi saksi dan lain lain. Sementara kerugiannya berbeda gitu," jelas Asep.

Maka dari itu, Asep berharap akan ada laporan terkait dengan kasus korupsi yang nilainya triliunan rupiah. Sehingga bisa mengusutnya seperti yang dikritik oleh Presiden RI ke-5 itu.

"Semoga ini ada informasi ada warga yang melaporkan kepada kita, korupsi korupsi atau mega korupsi gitu ya yang kita bisa tangani, karena kita juga tergabung dari pelaporan dari masyarakat, informasi yang kita tangani, seperti itu," tukasnya.

Sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bekerja dengan benar. Sebab, KPK dinilai hanya mencari koruptor yang biasa saja, namun yang merugikan negara triliunan rupiah masih berkeliaran.

Hal tersebut disampaikan Megawati dalam pidato politiknya saat acara HUT ke-52 PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, pada Jumat, 10 Januari 2025.

Mangkir, 2 Politisi PDIP Maria Lestari dan Saeful Bahri Bakal Dipanggil Lagi KPK Pekan Depan

"Saya bikin KPK, lho ngopo kok nde'e (kok mau) yang digoleki (dicari), kok kroco-kroco ngono lho. Mbok yang bener, sing jumlahe T-T-T-T (cari koruptor yang jumlahnya triliunan) gitu loh. Lah endi?" ucap Megawati.

Di sisi lain, Megawati menegaskan dirinya berbicara sesuai fakta dan tidak hanya mengkritik KPK semata. Sebab, KPK didirikan olehnya saat masih menjabat sebagai Presiden ke-5 RI.

Penuhi Panggilan KPK, Sekjen PDIP Hasto Mengaku Mau Setor Surat Praperadilan

"Nanti kalau saya ngomong gini, tuh bu mega mengkritik saja. Mengkritik saja. lah gak, orang benar,  saya ingin KPK itu yang benar. Loh yang bikin saya juga, bingung saya. Kecuali orang lain," ucapnya.

Megawati menambahkan membuat KPK tidak mudah, harus ada perdebatan dulu dalam membentuknya.

3 Perlawanan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Jelang Pemeriksaan KPK

"Lah untuk membikin KPK itu dipikir gampang? Enggak. Saya aja berantem dulu. Karena itu sifatnya ad hoc. Karena itu untuk membantu polisi gampang ngomongnya. Polisi dan Kejaksaan, karena dalam menjalankan tugasnya tidak maksimal. Loh kok sampai saiki ngono we," kata dia.

Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika di KPK

Hasto PDIP Ajukan Surat Penundaan Pemeriksaan soal Kasus Korupsi tapi Ditolak KPK

Sekertaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyerahkan surat permohonan penundaan pemeriksaan kepada KPK terkait dengan kasus korupsi suap dan perintangan penyidikan.

img_title
VIVA.co.id
13 Januari 2025