PAN Usul Anggaran Sepak Bola Dialokasikan Rp10 Triliun per Tahun
Jakarta, VIVA --Â Wakil Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Saleh Partaonan Daulay menyampaikan selamat dan apresiasi dari partainya atas penunjukan Patrick Kluivert sebagai pelatih baru timnas Indonesia oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
Dia pun menantikan Patrick Kluivert untuk menorehkan prestasi terbaiknya. "Kita sangat pantas mengucapkan selamat datang kepada Patrick Kluivert. Kita menantangnya untuk menorehkan prestasi terbaik buat timnas. Kalau berhasil, namanya juga akan dikenang sepanjang masa. Welcome, Mr. Patrick. Do your best for the Indonesian football team," kata Saleh Daulay dalam keterangan yang diterima awak media, Kamis, 9 Januari 2025.
Mantan Ketua Pemuda Muhammadiyah itu menekankan, terdapat banyak harapan yang digantungkan kepada pelatih baru timnas itu, terutama bagaimana agar timnas Indonesia bisa bertanding di Piala Dunia 2026.
"Patrick ini jadi aset timnas. Kita berharap agar timnas kita bisa ditingkatkan kualitasnya. Didampingi oleh asisten pelatih, pelatih lokal, ofisial, para pemain yang potensial, dan juga pengurus PSSI, Indonesia diharapkan dapat lolos ke piala dunia. Tidak hanya lolos, kalau bisa mencatatkan prestasi baru dalam sejarah bola Indonesia," kata Saleh.
Sejalan dengan penunjukan Patrick Kluivert, Ketua Komisi VII DPR itu juga mendesak agar anggaran pembinaan sepak bola Indonesia dinaikkan signifikan untuk membiayai berbagai kebutuhan pengembangan sepak bola.
Saleh menilai mayoritas rakyat Indonesia merupakan pencinta sepak bola, sehingga tidak ada salahnya bila anggaran sepak bola dialokasikan sebesar Rp10 triliun per tahun.
"Kalau dipaparkan secara serius dan terbuka, Presiden Prabowo diyakini akan setuju. Mengelola bola kan tidak murah. Perlu kesungguhan. Kita buktikan dengan pengalokasian anggaran yang serius. Tentu penggunaannya harus diawasi secara ketat dan hati-hati," ujarnya.
Terlepas dari anggapan sebagian orang yang menilai anggaran tersebut terlalu tinggi, Saleh menyebut Indonesia harus menginvestasikan anggaran yang seimbang jika ingin benar-benar menorehkan prestasi di tingkat internasional. Apalagi, lanjut Saleh, prestasi timnas tak bisa dihargai dengan uang sebab masyarakat memiliki kebanggaan secara nasional bila timnas menorehkan prestasi tertinggi.
Saleh menaksir ada ratusan juta pencinta bola yang bakal bahagia bila timnas Indonesia menang, dan mereka yang bukan penggemar sepak bola sekali pun akan ikut bangga.
"Ada kepuasan dan kebahagiaan tak terkira kalau kita menang. Bukankah tugas fundamental negara adalah membuat rakyat bahagia? Kita mulai membahagiakannya lewat bola," ujarnya.
Sebaliknya, menurut Saleh, masyarakat Indonesia bakal ikut merasakan sedih dan pilu tiap kali menyaksikan kekalahan timnas melawan negara lain.
"Tidak jarang, menimbulkan sikap apatisme. Bahkan sebelum main, sudah menduga bahwa kita akan kalah. Padahal, bukan melawan tim sepak bola Eropa. Melawan tim sepak bola ASEAN saja kita masih sering kalah," ujarnya.