Anak Bos Rental Tepis Klaim Oknum TNI Tak Terlibat Penggelapan Mobil: Logika Aja Mana Ada Brio Rp40 Juta
- tvOne dan Dok. Rental Mobil Makmur Jaya
Jakarta, VIVA – Insiden penembakan yang terjadi di Rest Area KM 45 Tol Jakarta-Merak pada Kamis dini hari, 2 Januari 2025, yang menewaskan seorang bos rental mobil berinisial IAR (48), terus menjadi sorotan publik.
Kasus ini memunculkan berbagai spekulasi mengenai latar belakang ketiga oknum prajurit TNI Angkatan Laut yang terlibat dalam insiden tersebut.
Panglima Komando Armada Republik Indonesia (Pangkoarmada RI) Laksdya TNI Denih Hendrata menyatakan bahwa ketiga anggota tersebut, yakni Sertu AA, Sertu RH, dan Klk BA, adalah pembeli kendaraan untuk keperluan pribadi, bukan penadah seperti yang dituduhkan.
Dua di antara mereka berasal dari Satuan Komando Pasukan Katak (Kopaska) Koarmada I, sementara satu lainnya merupakan personel KRI Bontang-907.
Menurut keterangan Laksdya TNI Denih, ketiganya baru saja kembali dari Pandeglang, Banten, setelah membeli mobil Honda Brio dari seorang penjual bernama Ires.
Menanggapi opini publik, ia menegaskan bahwa tuduhan terhadap ketiga anggota TNI AL sebagai penadah kendaraan hasil penggelapan tidak berdasar.
“Supaya semua tahu kejadian yang sebenarnya seperti apa. Makanya ini dihadirkan Kapolda Banten dan Danpuspomal. Sementara ini, kami melihat mereka murni sebagai pembeli kendaraan untuk keperluan pribadi,” tegas Laksdya TNI Denih dikutip VIVA.co.id.
Anak Korban Tepis Pernyataan Oknum TNI Tak Terlibat Penggelapan Mobil
Namun, pernyataan ini mendapatkan tanggapan berbeda dari pihak keluarga korban. Kedua anak bos rental, Rizky Agam dan Muhammad Agam, menyampaikan keraguan terhadap klaim bahwa ketiga oknum TNI AL tersebut membeli mobil secara sah.
Mereka menyoroti harga mobil Honda Brio yang dinilai tidak masuk akal.
“Jadi gini logikanya, mobil mana ada yang murah seharga Rp40 juta, dan ketika dia beli mobil benar, tidak mungkin ada pengawalan dari jauh untuk menodongkan pistol, seperti itu kan. Berarti itu kan sindikat menurut saya ya," kata Muhammad Agam dikutip tvOne.
Ia juga menambahkan bahwa harga mobil Brio yang dibeli oleh ayahnya mencapai Rp 180 juta, jauh dari angka Rp 40 juta yang disebutkan dalam transaksi oleh pelaku.
“Karena tidak ada mobil Brio yang saya beli waktu itu Rp 180 juta di harga Rp 40 juta. Kalau dia beli benar, enggak mungkin dia dapat pengawalan senjata api saat jam dua malam kan seperti itu,” lanjut Agam.
Keluarga korban berharap agar Panglima TNI dan Kapolri turut mengawal jalannya penyelidikan kasus ini hingga tuntas.
Mereka menginginkan keadilan atas insiden yang merenggut nyawa Ilyas Abdurrahman, ayah mereka yang dikenal sebagai pengusaha rental mobil.