Hilman Latief: Kemenag Siapkan Berbagai Pelayanan Terbaik bagi Jemaah Haji 2025

Proses Safari Wukuf Jemaah Haji Indonesia di Arafah.
Sumber :
  • MCH 2023 | Lutfi Dwi Pujiastuti

Jakarta, VIVA –   Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kementerian Agama (Kemenag), Hilman Latief, menegaskan komitmen pemerintah untuk terus meningkatkan pelayanan terbaik bagi jemaah haji Indonesia selama di Arab Saudi. Hal ini disampaikan dalam rapat bersama Tim Panja Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji 1446 H di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (6/1/2025).  

Pimpin Tim Pengawas DPR, Dasco Singgung Catatan Penyelenggaraan Haji di Era Menag Yaqut

Dirjen PHU Kemenag Hilman Latief

Photo :
  • HUMAS/Kemenag

Hilman menyampaikan bahwa pemerintah memiliki visi untuk menyediakan layanan terbaik tanpa membebani biaya yang terlalu tinggi bagi masyarakat.  

Kemenag Tunjuk Garuda, Lion Air dan Saudi Airlines Jadi Maskapai Penerbangan Jemaah Haji

"Alhamdulillah, kita memiliki semangat yang sama untuk merumuskan pembiayaan haji yang lebih terjangkau, sambil tetap menjaga dan merumuskan pelayanan yang terbaik untuk jemaah haji Indonesia," ujar Hilman.

Pada tahun 1446 H/2025 M, Indonesia menerima kuota haji sebesar 221.000 jemaah. Jumlah ini terdiri dari:  
201.063 jemaah reguler, 1.572 petugas haji daerah, 685 pembimbing Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU), dan 17.680 jemaah haji khusus.  

Kemenag Salurkan Rp128 M untuk Warga Terdampak Pembangunan UIII

Terkait transportasi udara, Hilman menyebut bahwa Kemenag telah melakukan seleksi penyedia berdasarkan Keputusan Menteri Agama (KMA) No. 1197 Tahun 2024. Seleksi ini mempertimbangkan pengalaman maskapai, kinerja ketepatan waktu (on-time performance/OTP), dan kualitas layanan lainnya.  

Rapat Panja Komisi VIII dengan Kementerian Agama, Senin, 6 Januari 2025

Photo :
  • VIVA.co.id/Yeni Lestari

"Dari hasil seleksi, terdapat dua maskapai dalam negeri, yaitu Garuda Indonesia dan Lion Group, serta satu maskapai luar negeri, Saudia Airlines, yang memenuhi syarat administratif dan teknis," jelas Hilman.  

Di Arab Saudi, transportasi yang disiapkan mencakup:  Bus antar kota perhajian, Bus masyair (perjalanan Arafah, Muzdalifah, Mina), Bus shalawat (pengantar dari hotel ke Masjidil Haram).  

Hilman menegaskan bahwa penyediaan akomodasi di Makkah dan Madinah mengacu pada ketentuan Kerajaan Arab Saudi, dengan pengawasan ketat dari Inspektorat Jenderal (Itjen) Kemenag dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).  

Untuk transportasi di Makkah: Hotel jemaah maksimal berjarak 4.500 meter dari Masjidil Haram dan harus terhubung dengan rute bus shalawat. Sementara di Madinah: Hotel jemaah berjarak maksimal 1.000 meter dari Masjid Nabawi.  

“Aspek kelayakan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan akses menjadi prioritas utama dalam penyediaan akomodasi,” ujar Hilman.  

Untuk konsumsi, jemaah haji akan mendapatkan 27 kali makan di Madinah, 84 kali makan selama 28 hari di Makkah,  1 kali makan saat kedatangan, dan 16 kali makan selama di Arafah-Muzdalifah-Mina (Armuzna).  

Jemaah haji melaksanakan upacara bendera di depan hotelnya di Mekah

Photo :
  • MCH 2019/Bahauddin

“Menu yang disediakan bercita rasa khas nusantara untuk menjaga selera jemaah,” jelasnya.  

Hilman juga menyoroti tingginya antusiasme perusahaan penyedia layanan di Arab Saudi terhadap jemaah haji Indonesia.  

"Jumlah hotel yang terdaftar mencapai 600, sementara dapur penyedia makanan mencapai 400. Padahal, kita hanya membutuhkan sekitar 25–30% dari jumlah itu," ungkapnya.  

Hilman menegaskan, peningkatan layanan haji akan terus menjadi fokus utama pemerintah. Dengan adanya pembenahan sistem dan pengawasan ketat, diharapkan seluruh jemaah haji Indonesia dapat menjalankan ibadah dengan nyaman dan khusyuk.  

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya