Istri Kadishub Kota Jayapura Ungkap Kronologis Suaminya Tertembak di Malam Tahun Baru

Ilustrasi penembakan.
Sumber :
  • ANTARA/Shutterstock.

Jayapura, VIVA – Kepala Dinas Perhubungan Kota Jayapura, Justin Sitorus terkena peluru senjata api atau proyektil nyasar pada saat pergatian malam tahun baru 2024 dan menyambut tahun 2025. Peristiwa itu terjadi ketika ia bersama keluarga berada di dalam rumahnya. 

Kadishub Kota Jayapura Terkena Peluru Nyasar Saat Ibadah Kunci Tahun 2024, Polisi Lakukan Penyelidikan

Korban terkena peluru nyasar pada 1 Januari 2025 dini hari sekitar Pukul 00.05 WIT di Kompleks Perumahan Pemda II Cigombong Blok E No. 8 Kotaraja Distrik Abepura, Kota Jayapura.

Istrinya, Margaretha Veronika Kirana, menceritakan kronologis kejadian peluru nyasar yang mengenai suaminya. Margaretha menjelaskan, pada saat malam kunci tahun 2024, pihaknya sekeluarga biasa berkumpul berdoa bersama-sama di ruang tamu. 

Momen Presiden Prabowo Berikan Kejutan untuk Prajurit TNI yang Bertugas di Papua di Malam Tahun Baru

Pada awalnya semua rangkaian kegiatan dari awal berjalan lancar. Kemudian, saat menyanyikan lagu terakhir mengakhiri pujian pukul 00.05 WIT, euforia warga terdengar di luar rumah menyambut pergantian tahun 2024 ke tahun 2025.

“Pada saat kami masih acara keluarga, tiba-tiba terdegar suara benda keras mengenai kaca, terus tidak lama bapak (suami) berteriak saya ketembak yang pada saat itu bapak berada duduk di sofa dekat pintu rumah karena bapak biasanya tidak tahan cuaca panas. Bapak terus berteriak mengatakan saya kena tembak sambil memengang dadanya,” ujar Margaretha

Di Penghujung Tahun, Pasukan Buaya Putih Kostrad Habema Gelar Makan Siang Gratis Bersama Masyarakat Papua

Ilustrasi penembakan

Photo :
  • Istimewa

Pada saat itu, ia menyatakan, keluarga berpikir suaminya bermain atau bercanda sehingga semua diam dan berhenti bernyanyi.

“Kemudian kami sekeluarga saling melihat, tetapi bapak (suami) tetap mengatakan saya kena tembak, saya kena tembak, selanjutnya saya berdiri dan membuka tangan bapak yang pegang dadanya. Setelah dada bapak dibuka kami lihat sudah ada darah dan lubang ukuran proyektil peluru,” katanya.

Margaretha menjelaskan, ia kemudian memeluk suaminya yang sudah dalam keadaan pucat. Selanjutnya keluarga membawanya ke rumah sakit terdekat.

“Tetapi sebelumnya kami melihat di kursi atau sofa tempat suami duduk ada bekas runtuhan dari plafon yang jatuh di kursi. Saya pun langsung melihat ke plafon dan ternyata palfon rumah sudah berlubang ukurannya sama dengan ukuran proyektil. Tetapi karena saya melihat dada suami saya penuh dengan darah sehingga kami langsung larikan ke rumah sakit untuk pertolongan medis,” katanya.

Setibanya di rumah sakit, Margaretha menceritakan bahwa suaminya langsung di-rontgen oleh petugas medis, dan selanjutnya dilakukan operasi pada 1 Januari 2025.

“Setelah operasi selesai, pada tanggal 2 Januari, kami diizinkan dokter pulang dari rumah sakit ke rumah dan melakukan aktivitas seperti biasa,” katanya.

Proyektil Peluru Ditemukan

Ilustrasi proyektil

Photo :
  • VIVA.co.id/Zahrul Darmawan

Selanjutnya, Margaretha menjelaskan, pada saat membersihkan rumah, anaknya menemukan proyektil peluru.

“Anak saya bertanya, mama, mama ini benda apa?, dan selanjutnya saya teriak sampaikan kepada suami saya. Selanjutnya kami memanggil anak menantu kami yang juga anggota polisi untuk melihatnya. Kemudian menantu saya menghubungi rekannya yang berada di Polsek Abepura untuk melakukan pengecekan, dan setelah dicek proyektil itu betul yang diduga milik anggota Polri, dan dilakukan lagi pengecekan ulang pada plafon yang berlubang itu,”ujarnya. 

Margaretha menjelaskan, pada keesokan harinya pihaknya membuat laporan ke Polresta Jayapura Kota terkait temuan proyektil peluru tersebut di dalam rumah.

“Laporan kami langsung direspons baik oleh Polresta Jayapura Kota dalam hal ini Kapolresta Jayapura Kota,” katanya.

Selanjutnya, polisi datang ke rumah kami melakukan penyelidikan, olah tempat kejadian perkara (TKP). Dari hasil keterangan polisi bahwa peluru nyasar itu bukan tembakan dari orang tak dikenal (OTK), tetapi itu merupakan bagian dari peluru nyasar saat euforia penyambutan Tahun Baru 2025.

“Kami berharap jika pelakunya sudah diketahui hendaknya di proses hukum. Dan apabila peluru nyasar itu milik institusi tertentu agar tetap dilakukan keterbukaan,” ungkapnya.

Ia berharap, kejadian seperti ini tidak terulang lagi pada orang lain di Kota Jayapura, jangan sampai ada korban korban peluru nyasar lagi akibat salah penggunaan senjata api.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya