2 Anak Buah Kombes Donald Didemosi 5 dan 8 Tahun Terkait Kasus DWP, Begini Perannya

Jakarta, VIVA -- Mantan Administrasi Penyelia Bidang Subdirektorat 3 Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Iptu Sehatma Manik disanksi demosi delapan tahun terkait kasus pemerasan terhadap warga negara Malaysia yang nonton Djakarta Warehouse Project (DWP).

Sementara itu, anggota bintara di Ditresnarkoba Polda Metro Jaya, Brigadir Fahrudun Rizki Sucipto disanksi demosi lima tahun. Hal itu diungkapkan Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Komisaris Besar Polisi Erdi A Chaniago.

"Ada dua terduga yang sudah selesai menjalankan sidang kode etiknya," ujarnya, Jumat, 3 Januari 2025.

Iptu Sehatma dan Brigadir Fahrudun berperan menangkap dan memeras penonton DWP 2024 dengan kedok tes urine. Terkait putusan ini, lanjut Erdi, kedua anak buah Komisaris Besar Polisi Donald P Simanjuntak pun mengajukan banding. "Atas putusan tersebut pelanggar menyatakan banding," katanya.

Sebelumnya diberitakan, sidang etik kasus polisi peras WNA (Warga Negara Asing) Malaysia yang menonton Djakarta Wharehouse Project (DWP) 2024, kembali bergulir hari ini. "Akan ada dua sidang," ujar anggota Kompolnas, Muhammad Choirul Anam, ujarnya, Jumat, 3 Januari 2025.

Dia menyebutkan, polisi yang menjalani sidang etik hari ini ada Iptu Sehatma Manik dan Brigadir Fahrudun Rizki Sucipto. Mereka adalah anggota Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya. "Dengan dua terduga pelanggar, dengan inisial SM dan inisial FRS," ujarnya.

Kapolda Metro Jaya Mutasi Jabatan Kasat Reskrim hingga Narkoba, Ini Daftarnya

Surat Telegram tersebut dalam rangka tour of duty dan penyegaran organisasi untuk melayani serta melindungi masyarakat,

VIVA.co.id

3 Januari 2025