Kompolnas Ungkap Penyebab Polisi Peras WN Malaysia di Konser DWP: Lemahnya Pengawasan Pimpinan

Anggota Kompolnas RI, Yusuf Warsyim
Sumber :
  • VIVA/B.S. Putra

Jakarta, VIVA – Komisioner Kompolnas, Yusuf Warsyim menjelaskan bahwa anggota kepolisian yang melakukan pemerasan kepada warga negara asing (WNA) asal Malaysia di acara Djakarta Warehouse Project (DWP) tahun 2024 karena adanya banyak faktor.

Mengerikan! Detik-detik Pelaku Curanmor Terlibat Baku Tembak dengan Polisi di Bandar Lampung

"Pelanggaran tersebut terjadi ya tentu banyak faktor, tidak disebabkan faktor tunggal," ujar Yusuf kepada wartawan Selasa, 31 Desember 2024.

Anggota Kompolnas RI, Yusuf Warsyim

Photo :
  • VIVA/B.S. Putra
Prabowo Sebut Sudah Bahas dengan PM Malaysia Soal Kasus Penembakan 5 PMI

Yusuf menjelaskan banyak faktor salah satunya karena lemahnya integritas, kemudian konsep diri sebagai polisi yang harus melindungi, mengayomi, dan melayani, serta sebagai penegak hukum.

"Ada juga lemahnya pengawasan. Meskipun ada pengawasan Inspektorat dan Propam secara kelembagaan," kata dia.

Komisi I Akan Rapat Bareng Kemenlu Pekan Depan, Bahas Penembakan 5 PMI di Malaysia

Selanjutnya, Yusuf mengatakan bahwa pengawasan yang terdepan adalah pengawasan melekat yang dilakukan oleh pimpinan. Dalam hal ini, Yusuf mengaku pernah menyampaikan kepada Divisi Propam Polri, agar mendorong optimalisasi pengawasan melekat pimpinan kepada anggota. 

"Baik dalam setiap tingkatan Mabes, Polda, Polres dan Polsek maupun setiap fungsi kerja di setiap tingkatan organisasi Polri," ujar dia.

Diketahui, kasus ini pertama kali terungkap setelah Divisi Humas Polri melalui Kepala Biro Penerangan Masyarakat, Brigadir Jenderal Polisi Trunoyudo Wisnu Andiko mengumumkan bahwa 18 anggota polisi dari berbagai kesatuan telah diamankan.

“Jumlah terduga oknum yang diamankan sebanyak 18 personel. Mereka berasal dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, dan Polsek Metro Kemayoran,” kata Trunoyudo dalam keterangan tertulis pada Sabtu, 21 Desember 2024.

Menurut dia, para personel tersebut telah diperiksa oleh Divisi Propam Polri untuk memastikan adanya pelanggaran etik atau hukum yang dilakukan selama menjalankan tugas.

Dalam pernyataannya, Trunoyudo menegaskan Polri akan bertindak tegas terhadap siapa pun anggota yang mencoreng nama baik institusi.

“Kami memastikan bahwa Polri tidak mentolerir pelanggaran apapun yang dilakukan oleh personel kami. Investigasi dilakukan secara profesional, transparan, dan tuntas,” katanya.

Trunoyudo juga mengingatkan bahwa tugas utama anggota Polri adalah memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Pelanggaran terhadap prinsip tersebut akan ditindak tegas tanpa pandang bulu.

Kasus pemerasan terhadap warga negara Malaysia terjadi di tengah kemeriahan DWP 2024 tengah disorot publik. Kejadian ini tidak hanya mencederai kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian, tetapi juga mencoreng citra Indonesia di mata internasional, mengingat konser tersebut dihadiri oleh banyak wisatawan mancanegara.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya