Rekontruksi, Polisi Tembak Pelajar untuk Mempertahankan Diri dari Begal: Itu Berlebihan

Rekonstruksi kasus polisi tembak pelajar di Alfamart Jalan Candi Penataran Raya, Semarang
Sumber :
  • Didiet Cordiaz

Semarang, VIVA – Ditreskrimum Polda Jawa Tengah menggelar rekonstruksi kasus penembakan oleh Aipda Robig Zaenudin yang menyebabkan seorang pelajar bernama Gamma meninggal dunia. Rekonstruksi ini berlangsung pada Senin (30/12/2024) dengan menghadirkan langsung Aipda Robig dan para saksi terkait.  

Nasib Polisi Tembak Pelajar Ditentukan Hari Ini Lewat Sidang Kode Etik

Rekonstruksi dilakukan di enam lokasi, mulai dari titik perkumpulan antar kelompok hingga tempat penembakan. Proses ini berlangsung dari pukul 09.00 WIB hingga 17.20 WIB dan melibatkan dua kelompok, yaitu Geng Saroja dan Geng Tanggul Pojok. Gamma diketahui merupakan anggota Geng Tanggul Pojok.  

Lokasi yang Disebut Tempat Tawuran Berujung Penembakan Siswa SMKN 4 Semarang

Photo :
  • Teguh Joko Sutrisno
Gagal Juara Paruh Musim, Ini Perjalanan Persebaya di Klasemen Hingga Pekan ke-17 Liga 1

Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Artanto, menjelaskan bahwa rekonstruksi tidak menemukan bukti adanya penyerangan terhadap Aipda Robig, meskipun kedua kelompok membawa senjata tajam. Aipda Robig mengaku terpaksa melepaskan tembakan karena merasa perlu mempertahankan diri dari dugaan aksi begal.  

“Namun, tindakan yang dilakukan oleh Aipda R terbukti berlebihan. Tindakan seperti itu seharusnya tidak dilakukan, apalagi terhadap anak-anak, meskipun mereka dianggap sebagai begal. Situasi tersebut tidak membahayakan dirinya sehingga penggunaan senjata api menjadi tidak proporsional,” ujar Kombes Artanto usai rekonstruksi.  

Tambang dan Transportasi Jadi Sektor yang Paling Diminati Investor di Indonesia

Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Artanto

Photo :
  • Teguh Joko Sutrisno

Artanto juga memastikan bahwa rekonstruksi berlangsung tanpa sanggahan dari pihak-pihak yang terlibat. Semua pihak memperagakan adegan sesuai Berita Acara Pemeriksaan (BAP), meskipun terdapat beberapa perbedaan kecil.  

“Tidak ada masalah, karena semua fakta yang ada di lapangan telah disesuaikan dengan BAP. Yang penting, semua pihak bisa melihat dan memahami kronologi kejadian,” tambahnya.  

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jateng, Kombes Pol Dwi Subagio, menambahkan bahwa Gamma dan teman-temannya sempat memepet motor Aipda Robig saat berpapasan di jalan, namun tidak terjadi senggolan.  

“Saat itu hanya terjadi aksi memepet, tidak ada kontak fisik,” jelas Dwi Subagio.  

Rekonstruksi juga memperagakan adegan duel antar kelompok, yaitu Geng Saroja dan Geng Tanggul Pojok. Korban diketahui merupakan anggota Geng Tanggul Pojok.

Aksi kejar-kejaran menggunakan sepeda motor sambil mengayunkan celurit, hingga pertemuan dengan Aipda Robig di depan Alfamart Jalan Candi Penataran Raya, tempat terjadinya penembakan. Dalam insiden tersebut, Aipda Robig melepaskan empat tembakan yang akhirnya merenggut nyawa Gamma.(Didiet Cordiaz/Semarang)  

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya