Ratusan Sapi di Mojokerto dan Lamongan Terjangkit PMK, Belasan Ekor Mati
- VIVA.co.id/Nur Faishal (Surabaya)
Sutabaya, VIVA – Penyakit Mulut dan Kuku atau PMK, kembali mengintai hewan ternak sapi di Jawa Timur, di penghujung tahun 2024. Kasus ini dilaporkan terjadi di Kabupaten Mojokerto dan Lamongan. Di dua daerah itu, ratusan ekor sapi terjangkit PMK, beberapa di antaranya mati.
Di Kabupaten Mojokerto, Dinas Pertanian setempat mencatat bahwa peningkatan kasus PMK terjadi sejak 2 Desember 2024. Hingga per 29 Desember 2024, sudah ada sebanyak 241 ekor sapi positif PMK.
Dari jumlah itu, 13 ekor sapi di antaranya mati dan 9 ekor sapi dipotong paksa. Dengan demikian, masih tersisa 219 ekor sapi yang belum dinyatakan sembuh dari PMK.
“Laporan terakhir ada 219 [ekor sapi] belum sembuh yang tersebar di 15 kecamatan. Kemungkinan masih ada yang belum dilaporkan," kata Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Disperta Kabupaten Mojokerto, Tutik Suryaningdyah, Senin,30 Desember 2024.
Dia menjelaskan, dari seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Mojokerto, hanya 3 kecamatan yang belum ditemukan adanya kasus PMK, yaitu Kecamatan Sooko, Ngoro, dan Kemlagi. Kecamatan yang paling banyak dilaporkan adanya kasus PMK ialah Kutorejo dengan 58 kasus.
"Di Pacet 31 kasus," ujar Tutik.
Dia menerangkan, sumber penularan terbesar PMK ini terjadi karena dapat menyebar melalui udara dan benda-benda yang terkontaminasi. Selain itu, faktor cuaca yakni curah hujan yang tinggi juga disebut memicu penyebaran virus PMK. Sehingga kasusnya meningkat lagi.
Di Kabupaten Lamongan, sedikitnya 100 ekor sapi dilaporkan terjangkit virus PMK yang tersebar di 16 kecamatan. Dari jumlah itu, 5 ekor sapi di antaranya dinyatakan mati. Meningkatnya angka kasus PMK tersebut disebut karena masuknya musim penghujan yang membuat penularan virus lebih cepat.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Kabupaten Lamongan, Shofiah Nurhayati mengatakan, kendati begitu tingkat kesembuhan dari PMK di Lamongan juga lumayan tinggi.
"Yakni 60 persen [tingkat kesembuhannya]," ujarnya.
Meski tingkat kesembuhan cukup tinggi, namun kewaspadaan tetap ditingkatkan. Sebab, diperkirakan kasus PMK akan meningkat di bulan Februari. Untuk mencegah penularan PMK, Disnakeswan Lamongan memberikan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) kepada peternak dan pasar hewan.
Selain itu, Disnakeswan juga mengirimkan surat ke kecamatan untuk kewaspadaan dan pengendalian kasus PMK dan memberikan vitamin, obat-obatan dan disinfektan serta pemberian vaksin pada sapi yang sehat.