Pilu Balita Meninggal usai Terseret Arus Selokan di Surabaya, Ortunya Jadi TKI di Malaysia
- VIVA.co.id/Nur Faishal (Surabaya)
Surabaya, VIVA – MR (3,5 tahun), balita yang ditemukan meninggal dunia setelah terseret arus air selokan di Jalan Jambangan II Wiyung, Kota Surabaya, Jawa Timur, ternyata warga Pasuruan. Di Surabaya dia tinggal bersama orang tua angkat, sementara orang tua (ortu) kandungnya bekerja sebagai TKI di Malaysia.
"Balita laki-laki ini adalah warga Pasuruan yang bapak atau ibunya bekerja sebagai tenaga kerja di Malaysia. Sehingga, dirawat oleh orang Surabaya dan ternyata ada musibah yang terjadi di tanggal 24 Desember lalu," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam keterangan diterima wartawan, Senin 30 Desember 2024.
Eri mengatakan bahwa Pemkot Surabaya memfasilitasi pemulangan jenazah bocah malang tersebut ke Pasuruan. Atas kejadian itu, Eri menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban. "Semoga orang tua yang ditinggalkan diberikan ketabahan, kekuatan," ucapnya.
"Orang tua balita sudah diberitahu oleh pamannya, tetapi tidak bisa datang ke Surabaya karena masih ada di Malaysia dan InsyaAllah sudah mengikhlaskan putranya yang mengalami musibah ini," ungkap Eri.
Ia berharap, kejadian ini bisa menjadi pembelajaran bagi seluruh orang tua yang ada di Kota Surabaya. Pasalnya, anak-anak terutama yang masih berusia balita membutuhkan pengawasan orang tua karena belum mengetahui bahaya yang mengintainya, lebih-lebih saat cuaca ekstrem.
"Saya mohon kepada orang tua untuk selalu menantau putra-putrinya ketika mau pulang sekolah, terutama pada waktu musim hujan begini. Orang tua atau orang tua asuh bisa menjaga si kecil, karena mereka tidak mengetahui bahaya apa yang bisa mengintai," pesan Eri.
Peristiwa yang menimpa MR jadi sorotan setelah video detik-detik tubuh mungilnya tertelan dan terseret arus air selokan yang sempit tersebar luas di media sosial. Musibah tersebut terjadi di sebuah jalan gang di Jalan Jambangan II Wiyung, Surabaya, pada Selasa, 24 Desember 2024, sore.
Saat itu, Kota Surabaya diguyur hujan. MR dan dua teman kecilnya bermain hujan di jalan gang yang membelah kawasan perumahan. Tak lama kemudian, MR berdiri di pinggir selokan. Tanpa sengaja, satu kakinya salah pijak, bukan ke permukaan jalan, tapi ke permukaan air selokan.
Kontan saja tubuh mungilnya langsung tercebur ke dalam air selokan yang berarus kencang. Tubuhnya langsung hilang tertelan air. Sementara dua temannya yang melihat itu tertegun kebingungan, satu di antaranya bahkan menangis. Empat hari kemudian jasad MR baru ditemukan di sungai, tersangkut eceng gondok.