Gagalkan Keberangkatan Pekerja Migran Ilegal ke UEA, Tim Reaksi Cepat KP2MI Usut Dugaan Jaringan di Balik Kasus Ini

Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia/BP2MI, Abdul Kadir Karding
Sumber :
  • VIVA/Ahmad Farhan Faris

Jakarta, VIVA – Tim Reaksi Cepat Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KPPMI) membongkar penampungan ilegal calon pekerja migran Indonesia (PMI) di wilayah Bogor, Jawa Barat. Tim berhasil menyelamatkan delapan calon PMI yang akan diberangkatkan ke Uni Emirat Arab (UEA).

Ditanya Wartawan Soal Kasus Dugaan Penipuan, Fico Fachriza Beri Reaksi Begini

Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding mengatakan, kementeriannya masih menelusuri kemungkinan adanya jaringan besar di balik kasus ini.

“Pokoknya, yang di Dubai kan namanya jaringan. Di sana kan kita harus butuh waktu kan, baru kemarin, baru dua hari kemarin, jangan terlalu cepat,” ujar Karding dalam keterangannya, Minggu, 29 Desember 2024.

Reaksi Santai Ashanty Saat Tahu Aurel Jadi Korban Penipuan Fico Fachriza

Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding

Photo :
  • Istimewa

Karding mengungkapkan, modus calo yang hendak memberangkatkan para calon PMI tersebut adalah dengan memberikan sejumlah uang sebagai bagian dari proses pemberangkatan.

Anaknya Diduga Tipu Sejumlah Selebritis, Ibunda Fico Nangis: Nyesek

“Dia diiming-imingi. Dia, misalnya, untuk berangkat bekerja, lalu mau dikasih uang Rp9 juta. Ternyata gak dikasih-kasih, hanya Rp2 juta,” kata Karding.

Dia menyebutkan, para calon PMI nonprosedural itu juga mengalami penahanan dokumen perjalanan oleh calo yang diduga akan memalsukan identitasnya.

“Yang saya khawatir, saya menduga ini dipakai untuk buat paspor palsu. Beda nama sedikit, beda foto sedikit. Kayak gitu-gitu tuh,” ujarnya.

Menurut Karding, para korban sejatinya tak mengetahui dengan jelas proses keberangkatan mereka sebagai tenaga kerja ke luar negeri. Bahkan mereka tak sadar bakal menjadi korban penipuan.

“Ya mereka korban ini. Mereka pasti korban karena tidak tahu apa-apa. Kalau dia penyalurnya itu resmi, pasti akan menjelaskan cara berangkat yang benar seperti ini, seperti ini,” katanya.

Kepada para calon pekerja migran tersebut, Karding juga menanyakan alasan mereka bersikeras untuk bekerja di luar negeri. Padahal, kata dia, gaji yang ditawarkan di negara tujuan tak memiliki selisih banyak dengan gaji di Indonesia. "Kenapa enggak coba cari pekerjaan dalam negeri? Paling beda Rp1 juta," ujar Karding.

"Susah, Pak (cari kerja)," kata seorang CPMI nonpresedural.

Para calon pekerja itu menyebut bahwa ekonomi menjadi alasan kuat bagi mereka ingin berangkat bekerja di luar negeri. Apalagi, mayoritas mereka menjadi tulang punggung keluarga.

Saat ini, kepolisian telah menangkap dua orang terduga pelaku calo pekerja migran dan telah menahannya di Polres Bogor untuk diperiksa lebih lanjut. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya