Uskup Agung Jakarta Soroti Kasus Sekjen PDIP Hasto, Sebut Korupsi Jadi Alat untuk Jegal Pihak Tertentu

Uskup Agung Jakarta Soroti Kasus Hasto PDIP
Sumber :
  • YouTube Komsos Keuskupan Agung Jakarta

Jakarta, VIVA – Penetapan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, sebagai tersangka dalam kasus penyuapan terkait Harun Masiku oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendapat perhatian luas dari berbagai pihak.

Terpopuler: Isi Garasi Hasto Kristiyanto, Penghapusan Denda Pajak

Salah satunya adalah Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo, yang memberikan tanggapan terkait kasus tersebut dalam sebuah video yang diunggah di kanal YouTube Komsos Keuskupan Agung Jakarta.

Kardinal Suharyo menilai bahwa korupsi di Indonesia dapat terjadi karena adanya sistem feodal, di mana pihak yang terlibat dalam praktik korupsi membutuhkan kekuasaan, sementara kekuasaan itu sendiri memerlukan dana, yang berujung pada tindakan korupsi.

Terpopuler: Perwira Polisi Mesum dengan Istri Orang, Prediksi Sikap Politik PDIP usai Hasto Tersangka

Lebih lanjut, Kardinal Suharyo mengungkapkan bahwa tata kelola negara yang buruk turut memperparah masalah ini. Ia menyoroti bagaimana korupsi kini sering dijadikan alat untuk menjegal pihak-pihak tertentu demi kepentingan pribadi atau kelompok.

"Kita semua mendengar akhir-akhir ini kok korupsi malah dijadikan alat untuk 'mematikan' dan menjegal orang. Korupsi dibiarkan supaya nanti pada waktunya bisa digunakan untuk kepentingan tententu. Itukan politik yang busuk," tegasnya.

PDI Perjuangan Pertanyakan Kasus Hasto 5 Tahun Silam Baru Dibuka Setelah Partainya Kritis ke Keluarga Jokowi

Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo (tengah).

Photo :
  • Istimewa

Dalam konteks ini, gereja, menurutnya, berusaha berkontribusi dalam memerangi korupsi meskipun situasi yang dihadapi sangat kompleks. Sebagai institusi, gereja memiliki struktur yang bukan berbentuk hirarki, melainkan berbasis pada umat.

Kardinal Suharyo menekankan bahwa gereja berupaya untuk menyampaikan pesan-pesan moral tentang anti korupsi melalui berbagai media, termasuk media massa dan wawancara.

Gereja Keuskupan Agung Jakarta juga berfokus pada transparansi internal untuk menghindari praktik korupsi di kalangan umat.

"Romo Samuel membuat macam-macam aturan tata kelola di dalam gereja supaya bahaya korupsi di dalam gereja sendiri, oleh umat sendiri, sejauh mungkin dicegah," ujar Kardinal Suharyo.

Harapannya, gereja dapat menjadi contoh komunitas yang menginspirasi gerakan anti-korupsi di Indonesia, dengan menjaga integritas dan transparansi di segala aspek.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya