Kemenangan Kelompok HTS di Suriah berkat Persatuan Warga, Menurut Eks Napi Terorisme

ntan narapidana terorisme (napiter) Iskandar alias Abu Qutaibah alias Guru Kendo alias Alex saat menjadi pembicara di Bima, Nusa Tenggara Barat, Kamis, 19 Desember 2024.
Sumber :
  • ANTARA

Jakarta, VIVA - Mantan narapidana terorisme (napiter) Iskandar alias Abu Qutaibah alias Guru Kendo alias Alex mengungkapkan kemenangan Hayat Tahrir Al-sham (HTS) di Suriah bukan berkat kerja keras mujahidin khilafah saja melainkan karena bersatunya warga Suriah yang majemuk.

Panglima AD Joseph Aoun Jadi Presiden Baru Lebanon, Siapkan Kebijakan Tangkal Israel

Iskandar menilai bahwa saat ini di Suriah banyak faksi-faksi yang juga sedang berjuang melawan pemerintahan rezim Bashar Al-Assad.

Mereka yang berjuang bersama HTS merupakan kalangan masyarakat lintas etnis dan kelompok agama yang ada di Suriah.

PBB Sebut "Peluang Besar" Sekaligus "Ancaman Serius" terhadap Kedaualatan dan Integritas Suriah

VIVA Militer: Milisi Hayat Tahrir al-Sham Suriah memasuki Damaskus

Photo :
  • EFE/Bilal Al Hammoud

Bersatunya kalangan masyarakat lintas etnis dan agama terjadi karena banyak yang menjadi korban rezim Bashar Al-Assad, salah satunya kelompok Kristen Ortodoks.

Kemenangan Pemberontak di Suriah Picu Ketakutan China

“HTS ini tidak terbentuk secara langsung, melalui proses-proses yang sangat panjang, maka terbentuk kelompok HTS. Kelompok HTS terdiri dari berbagai macam kelompok perjuangan yang ada di Suriah,” ujar Iskandar dilansir ANTARA, Jumat, 20 Desember 2024.

Iskandar yang aktif menjadi pembicara dalam pencegahan ekstremisme, dan radikal terorisme itu menjelaskan bahwa kondisi yang terjadi di Suriah membuat kelompok HTS menjadi cukup moderat, dan mengakomodasi kelompok atau agama lain.

Menurut dia, HTS mendapatkan dukungan dari masyarakat Suriah karena memiliki tujuan untuk menggulingkan pemerintah diktator dan kejam, yaitu Bashar al-Assad.

VIVA Militer: Foto Bashar al-Assad rusak terkena tembakan

Photo :
  • AP/Omar Albam

Dia menilai hal itu juga dibuktikan dengan munculnya negara negara lain yang mulai menjalin hubungan diplomatik dengan pemerintahan baru di Suriah, seperti Inggris, Amerika, Qatar, dan Turki.

Namun Iskandar meminta masyarakat untuk berhati-hati dengan munculnya isu propaganda yang berpotensi memperluas konflik di Suriah. Hal tersebut kerap terjadi dan tidak jarang berhasil menghasut masyarakat Indonesia dalam pusaran informasi yang sesat.

“Tetapi bisa saja bahwa kelompok-kelompok ekstrem ini memanfaatkan situasi kemenangan HTS ini untuk kembali ke Suriah,” ujarnya.

Karena itu dia menilai perlu adanya forum diskusi dan seminar yang lebih banyak tentang apa yang terjadi di Suriah agar masyarakat tidak mudah sesat paham.

"Karena banyak di kalangan masyarakat yang tidak mengerti persoalan ini, dan mudah terpengaruh dengan isu-isu tentang jihad global dan pembentukan khilafah,” kata Iskandar.

"Jangan sampai narasi hijrah dan khilafah Islam di Suriah ini kembali menguat dan memperdaya masyarakat seperti munculnya ISIS,” katanya. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya