Lady Aurellia Diskors Kampus, BEM FK Unsri Minta Kasus Pemukulan Dokter Koas Terus Dikawal
- Istimewa
Palembang, VIVA – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sriwijaya (Unsri) telah mengeluarkan pernyataan sikap terkait kasus penganiayaan yang menimpa seorang dokter koas Fakultas Kedokteran Unsri, yang kini menjadi sorotan publik.
Melalui unggahan di Instagram @bemfkunsri, BEM FK Unsri menyatakan solidaritasnya kepada korban dan menegaskan penolakan terhadap segala bentuk kekerasan di lingkungan pendidikan.
Adapun poin-poin yang disampaikan oleh BEM FK Unsri dalam pernyataan sikapnya antara lain:
1. Menolak Kekerasan
BEM FK Unsri menegaskan penolakan keras terhadap segala bentuk kekerasan terhadap mahasiswa Fakultas Kedokteran Unsri khususnya, dan seluruh mahasiswa pada umumnya, baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus.
Mereka menilai kekerasan tidak bisa dibenarkan dalam konteks apa pun, terutama di lingkungan akademik yang seharusnya menjadi ruang yang aman bagi semua.
2. Dukungan Penuh untuk Korban
BEM FK Unsri menyatakan akan mendukung segala bentuk keperluan yang dibutuhkan oleh korban dalam penyelesaian kasus ini, agar korban dapat memperoleh hasil yang seadil-adilnya. Mereka berkomitmen untuk memastikan bahwa hak korban dihormati dan terjamin.
3. Pengawalan Proses Penyidikan
BEM FK Unsri berjanji untuk melakukan pengawalan kepada pihak Universitas Sriwijaya dan aparat penegak hukum dalam upaya penyidikan kasus ini.
Mereka menuntut agar penyidikan dilakukan dengan cepat, tuntas, dan adil, serta memastikan kejelasan mengenai siapa saja yang terlibat dalam tindak kekerasan tersebut.
4. Tindakan Tegas terhadap Kekerasan
BEM FK Unsri menuntut agar Universitas Sriwijaya mengambil tindakan tegas terhadap semua bentuk kekerasan yang terjadi di lingkungan akademik, berdasarkan hasil penyidikan yang dilakukan oleh tim satuan tugas dan pihak berwenang. Mereka meminta agar tindakan ini sesuai dengan aturan yang berlaku di kampus.
5. Pengawasan dan Pencegahan Kekerasan
Sebagai langkah pencegahan, BEM FK Unsri meminta pihak Universitas Sriwijaya untuk meningkatkan pengawasan dan melakukan upaya-upaya pencegahan sebagai bagian dari pemberantasan tindak kekerasan di lingkungan akademik.
Pengawasan yang ketat dianggap penting untuk menciptakan lingkungan kampus yang lebih aman dan kondusif bagi mahasiswa.
Sebelumnya, kasus pemukulan terhadap seorang dokter muda yang sedang menjalani koas di Palembang, Sumatera Selatan, menjadi sorotan publik setelah video kekerasan tersebut viral di media sosial.
Dalam rekaman yang beredar, seorang pria mengenakan kaos merah, sopir dari mahasiswa koas bernama Lady Aurellia terlihat memukuli dokter muda yang masih mengenakan seragam rumah sakit di sebuah kafe.
Meskipun dokter muda itu berusaha berbicara dengan tenang, pria tersebut terus melancarkan pukulan. “Kami sudah (bicara) baik-baik,” ujar sang dokter, namun pria itu malah semakin emosi dan melanjutkan kekerasannya.
Insiden ini memicu berbagai reaksi dari berbagai pihak, termasuk dari BEM Unsri dan BEM FK Unsri yang mengecam tindakan kekerasan tersebut dan menyuarakan solidaritas untuk korban.
Diketahui, kini Lady tengah diskors sebagai mahasiswa koas, sementara ayah dari korban tidak ingin berdamai dan ingin meneruskan kasus ini lebih lanjut melalui jalur hukum.