Cerita Ketua Dewas KPK Tumpak Hatorangan soal Awal Perjuangan Pembentukan KPK
- ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Jakarta, VIVA – Ketua Dewan Pengawas (Dewas) KPK Tumpak Hatorangan Panggabean turut menceritakan terkait perbedaan pimpinan KPK eranya dengan era pimpinan KPK setelah tak menjabat. Dia mengatakan bahwa ketika dia menjabat sebagai pimpinan KPK, modalnya hanyalah sebuah semangat.
Tumpak menyebut, dirinya menjabat sebagai pimpinan KPK tahun 2003 sampai 2007. Tumpak menyebut tidak melamar ataupun dipilih ketika kini dipercaya untuk menjadi Ketua Dewas KPK.
"Kami tidak dipilih, tidak melamar tapi kami adalah ditunjuk, diminta. Itulah yang bisa kami persembahkan kepada negara ini yang kami lakukan ini," ujar Tumpak Hatorangan kepada wartawan di Gedung ACLC KPK, Kamis 12 Desember 2024.
Tumpak menyoroti terkait perbedaan kendala setiap jilid pimpinan KPK. Menurut dia, saat dirinya menjabat sebagai pimpinan KPK hanya bermodalkan sebuah semangat. "Kalau dulu memang kita sejak awal dulu-dulu sebagai pimpinan KPK tidak ada berpikir yang lain. Kita dulu modalnya hanya modal semangat," kata Tumpak.
"Pertama-tama dibentuk juga kita tidak mendapat gaji. Gedung juga tidak ada. Numpang di segmen sana," sambungnya.
Tumpak berfikir bahwa jika dirinya gagal menjadi sosok pimpinan KPK jilid pertama maka KPK sudah bubar saat ini. "Seandainya dulu kami tidak berhasil di pimpinan yang pertama, saya rasa sudah bubar KPK ini. Tak ada lagi KPK jilid sekarang ini," sebutnya.
Dia menyebut, pimpinan KPK jilid pertama hanya memikirkan bagaimana caranya untuk menangkap koruptor di tengah minimnya sumber daya manusia (SDM). "Modal kita dulu hanya modal SK ditambah dengan undang-undang. Kita tidak tahu bagaimana melaksanakan undang-undang ini," ucapnya.
Menurutnya, koruptor yang berasal dari Gubernur hingga Bupati hanya bisa ditangkap oleh KPK saat itu. Belum ada penangkapan kasus korupsi oleh polri ataupun kejaksaan.
"Akhirnya sedikit demi sedikit kita pelajari, berhasillah kita kemudian membongkar perkara. Perkara korupsi yang pertama ditangani oleh KPK ini bukan perkara kaleng-kaleng," tuturnya.
Bahkan, pimpinan KPK era Tumpak tak ada peristiwa kepentingan pribadi antar pimpinan KPK saat itu.
"Dulu, fokus kita hanya di kantor ini. Bagaimana menghasilkan penyidikan. Semua pimpinan yang berlima itu pikirnya hanya itu," bebernya.
"Tak ada yang lain-lain. Saya termasuk yang cinta dengan KPK ini. Karena kamilah yang memulai itu dulu," lanjut Tumpak.