Jombang Dilanda Banjir, Jumlah Pengungsi Terus Bertambah dan Mulai Terserang Penyakit

Warga terdampak banjir saat berada di tempat pengungsian.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Uki Rama (Malang)

Jakarta, VIVA – Warga Dusun Beluk, Desa Jombok, Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur dilanda banjir. Genangan banjir yang merendam pemukiman warga di Beluk itu sudah berlangsung enam hari.

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem di Sumbar, Waspada Banjir dan Tanah Longsor

Kondisi itu memicu warga yang berada di tempat pengungsian mulai mengeluhkan sakit, hingga keletihan selama 3 hari di tempat pengungsian.

"Ngungsi di sini (kantor Desa) ada udah 3 hari. Sakit kepala, kecapekan, tapi sudah dikasih vitamin sama obat pegel-pegel," kata Sulimiyati (54), salah seorang warga di tempat pengungsian Desa Jombok, Kamis, 12 Desember 2024.

Curah Hujan Tinggi, Pemerintah Siapkan Posko Antisipasi Banjir Jabodetabek

Dia menceritakan dirinya sudah mengungsi sejak Senin, 8 Desember 2024. Ia mengungsi karena air sudah cukup tinggi menggenang di dalam rumahnya.

Selain ia dan anak-anaknya, sang suami terlebih dahulu diungsikan ke posko pengungsian karena menderita sakit stroke.

Kronologi Pekerja Tewas Tersengat Listrik dan Tenggelam saat Pasang Sensor Banjir di Jakarta

"Di rumah air sudah tinggi, saya sama anak-anak, ngungsi ke sini. Kalau bapaknya sudah ngungsi duluan karena suami saya kan sakit stroke dan saya terakhir ngungsinya," ujar Sulimiyati. 

Jombang Banjir, Sekolah hingga Kantor Polisi Terendam

Photo :
  • Handi Firmansyah/Jombang

Menurut dia, kondisi rumahnya saat ini sudah terendam air. Selain itu, beberapa barang perabotan di rumah sudah mengapung.

"Kemarin saya lihat rumah, barang-barang saya mengapung semua kena banjir. Hilang atau tidak saya gak tau, tapi rumah saya kunci. Dan listrik juga mati semua," tuturnya.

Pun, dia mengaku selama 5 tahun terakhir, banjir untuk tahun ini merupakan yang terparah. Sebab, ketinggian air mencapai lebih dari satu meter yakni 150 sentimeter. 

Maka itu, ia berharap agar pemerintah daerah menaruh perhatian dalam penanganan banjir secara serius.

"Banjir tahun ini terparah, karena sebelumnya saya belum pernah ngungsi. Ya harapannya pada pemerintahan agar permasalahan banjir ini ditangani dengan serius," katanya.

Sementara, pelaksana harian (Plh) Kepala pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Jombang, Wiku Birawa F. Dias Quintas mengaku kondisi banjir karena dipicu luapan Afvour Watudakon yang belum juga surut.

"Jadi, kondisi genangan masih ada di dua Desa yakni Desa Jombok, dan Desa Blimbing. Ketinggian air hampir sepinggang orang dewasa atau 120 sentimeter lebih," ujar Wiku.

Dia menuturkan kondisi itu membuat jumlah warga yang mengungsi terus bertambah. "Sekarang jumlah pengungsi total ada 160 lebih orang," tuturnya.

BPBD Jombang tak menafikan warga terdampak banjir yang berada di pos pengungsian mulai mengeluhkan penyakit. 

"Jadi, memang benar warga mulai mengeluh, terkait dengan panyakit gatal-gatal, batuk, panas. Akan tetapi tim medis selalu melekat dan bersiaga di pos pengungsian sejak hari pertama kita membuka posko sampai sekarang," kata Wiku.

Pj Wali Kota Tangerang dalam rapat koordinasi kaji cepat status siaga bencana

Kota Tangerang Ditetapkan Masuk Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi

Pj Wali Kota Tangerang, Nurdin, menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi, di Kota Tangerang. Apalagi, sering terjadi banjir, bila curah hujan yang tinggi.

img_title
VIVA.co.id
12 Desember 2024