Kementerian PU dan Kementan Kolaborasi Wujudkan Swasembada Pangan

Ilustrasi lahan
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Kementerian Pertanian menggencarkan kolaborasi untuk mencapai target swasembada pangan pada 2025. Kedua kementerian tersebut bekerja sama lewat program yang bertujuan untuk meningkatkan luas lahan sawah dan produktivitas pertanian. 

Menteri Maruarar Diperintah Prabowo Bangun Rumah MBR di Lahan Sitaan Korupsi-BLBI

Program Swasembada Pangan 2025 menjadi langkah strategis pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Caranya dengan memaksimalkan pemanfaatan lahan yang ada serta memperluas cakupan sawah untuk mendukung target swasembada pangan tahun depan.

Kementerian PU dan Kementan juga telah mengadakan rapat koordinasi lanjutan untuk membahas optimalisasi pemanfaatan bendungan dan irigasi dalam menunjang aktivitas pertanian. Rapat digelar di Kantor Pusat Kementerian PU, Jakarta, Jumat (15/11). Kedua kementerian akan memadukan strategi intensifikasi dan ekstensifikasi untuk menambah luas tanam guna mendukung tercapainya ketahanan pangan nasional.

Komisi II DPR Dorong Land Amnesty, Apa Itu?

Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan ada beberapa titik di 12 provinsi yang akan menjadi fokus utama. Menteri Dody juga berkomitmen mendukung program pertanian, terutama dari sisi pasokan air, untuk mencapai swasembada pangan. 

“Insya Allah, minggu depan kami akan mulai bergerak ke lapangan sesuai arahan Menteri Pertanian. Ada 12 provinsi yang akan difokuskan untuk mencapai target,” kata Menteri Dody.

Garap Lahan Pertanian 20 Ha Pakai Padi Biosalin, PGN Gandeng BRIN hingga Pemkot Semarang

Strategi intensifikasi yang disiapkan adalah mengembangkan satu juta hektare lahan. Ini mencakup peningkatan luas tanam di daerah irigasi yang telah diverifikasi Direktorat Jenderal Sumber Daya Air melalui Balai Besar Wilayah Sungai dan Balai Wilayah Sungai.

Sasarannya adalah meningkatkan luas tanam dengan optimalisasi Indeks Pertanaman seluas 483.563 hektare. Kementerian PU juga akan menyiapkan irigasi bendungan (irigasi premium) seluas 231.710 hektare di area strategis seperti Bendungan Karian (Banten), Bendungan Karalloe (Sulawesi Selatan), Bendungan Leuwikeris (Jawa Barat), dan Bendungan Temef (Nusa Tenggara Timur).

Strategi intensifikasi lainnya adalah rehabilitasi saluran irigasi yang merupakan kewenangan pusat seluas 187.973 hektare dengan penambahan luas tanam seluas 74.778 hektare serta daerah irigasi kewenangan kabupaten/kota melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) seluas 107.437 hektare dengan penambahan luas tanam seluas 42.975 hektare.

Selain itu ada rehabilitasi daerah irigasi desa/masyarakat melalui Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI)  seluas  447.000 hektare dengan penambahan luas tanam seluas 134.100 hektare.
Strategi ekstensifikasi juga disiapkan untuk mencetak 1,3 juta hektare sawah baru.

Strategi tersebut di antaranya terdiri dari pencetakan 99.760 hektare lahan di daerah irigasi yang telah selesai dibangun, rehabilitasi jaringan irigasi yang rencananya rampung 2024, hingga membangun jaringan irigasi fungsional untuk mencetak 5.956 hektare sawah.

Sedangkan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan Kementan bertanggung jawab atas sarana produksi padi mulai dari alat mesin pertanian, program oplah, dan cetak sawah. Sedangkan Kementerian PU fokus pada irigasi, tanggul, pompa air, hingga pintu air. 

“Kata kuncinya adalah Pak Menteri PU menyiapkan air untuk tanam sepanjang tahun, tiga kali. Kami menyiapkan sarana produksi dan budi daya tiga kali tanam setiap tahun. Itu kata kuncinya, ada air ada kehidupan, ada air ada beras,” kata Menteri Amran.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya