Pembangunan Bendungan Jadi Solusi Ketahanan Pangan hingga Energi

Ilustrasi bendungan
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Pemerintah menargetkan swasembada pangan pada tahun 2028 serta mendorong penerapan Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Salah satu infrastruktur sumber daya air yang dapat mendukung target tersebut adalah bendungan.

Harga Asli Elpiji 3 Kg Rp 50.000 Per Tabung, Subsidi Pemerintah Capai Rp 80 Triliun

Pemerintah juga menargetkan Indeks Ketahanan Air Indonesia dapat mencapai 200 m³/kapita/tahun dengan sebaran yang merata. Hal ini disampaikan oleh Menteri Pekerjaan Umum (PU) yang diwakilkan oleh Wakil Menteri Pekerjaan Umum (Wamen PU) Diana Kusumastuti pada pembukaan acara Indonesian National Committee on Large Dams (INACOLD) atau Komite Nasional Indonesia-Bendungan Besar (KNI-BB) bertajuk Inovasi dan Tantangan dalam Pemilihan Tipe Bendungan untuk Masa Depan, di Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta, Sabtu (16/11).

Pembangunan bendungan merupakan salah satu upaya menuju swasembada pangan melalui layanan irigasi seluas 1.271.415 hektare, swasembada energi melalui penambahan energi listrik sebanyak 15.627,83 MW, dan ketahanan air sebanyak 59,59 m³/kapita/tahun,” kata Wamen Diana.

Rukun Raharja Catat Pendapatan Naik 37,9 Persen pada Kuartal III-2024

Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah telah membangun 234 bendungan. Sebanyak 187 bendungan terbangun sampai dengan tahun 2014, dilanjutkan 47 bendungan pada periode 2015-2024, dan 14 bendungan ongoing yang ditargetkan selesai paling lambat pada tahun 2026. Selain itu terdapat 11 bendungan baru yang dibangun sejak tahun 2021. Dengan tambahan ini, maka total terdapat 259 bendungan yang dibangun oleh pemerintah.

Pemerintah Provinsi Yogyakarta juga memandang penting keberadaan bendungan.  Gubernur DI Yogyakarta Hamengku Buwono X sebagaimana diwakilkan oleh Sekretaris Daerah DI Yogyakarta Beny Suharsono mengatakan bendungan adalah simbol kekuatan yang tenang, namun penuh kegunaan. 

Jaga Pasokan Energi Perode Nataru, PIS Kerahkan 326 Armada Tanker

“Ia menahan dan mengatur aliran kehidupan, menghadirkan manfaat yang luar biasa bagi masyarakat di sekitar,” kata Sekda Beny.

Sekda Beny mengatakan bendungan tidak hanya memasok air untuk pertanian dan kebutuhan sehari-hari, tetapi juga menjadi perlindungan dari banjir dan sumber energi yang terbarukan. INACOLD KNI-BB merupakan kegiatan tahunan asosiasi profesi bendungan.

INACOLD KNI-BB adalah organisasi nirlaba yang mewadahi profesional bendungan yang berinduk pada organisasi International Commission on Large Dams (ICOLD) dan sudah berafiliasi dengan 106 negara. Sejak tahun 1930, INACOLD telah tercatat sebagai Anggota ICOLD dengan jumlah anggota lebih dari 3.000 orang profesional. 

Acara INACOLD KNI-BB berlangsung pada 15 hingga 17 November 2024. Rangkaian acara diawali dengan kunjungan lapangan ke Bendungan Sermo, Kabupaten Kulonprogo, DI Yogyakarta pada Jumat  (15/11), dilanjutkan acara workshop dengan narasumber dari Japan International Cooperation Agency (JICA), Korea Water Resources Corporation (K-Water), dan Tsinghua University pada Sabtu (16/11). Acara puncaknya adalah Rapat Anggota Biasa, Rapat Anggota Tahunan INACOLD KNI-BB serta Seminar Nasional Bendungan Besar.

Acara ini diikuti kurang lebih 800 peserta yang berasal dari perusahaan, konsultan, kontraktor, profesional, akademisi, komunitas pemerhati bidang sumber daya air, serta pemerintah baik pusat maupun daerah. Ketua Umum INACOLD KNI-BB Adenan Rasyid berharap acara ini bisa menjadi ajang transfer ilmu pengetahuan ke generasi muda lewa Young Engineers Forum.

“Kami akan memastikan pengetahuan tentang bendungan ini berlanjut ke masa depan,” kata Adenan Rasyid yang juga Direktur Bendungan dan Danau Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PU ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya