PBNU Sentil Gus Miftah usai Hina Penjual Es Teh: Dakwah Harus Utamakan Adab
- VIVA/Uki Rama
Jakarta, VIVA – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan, KH Ahmad Fahrurrozi (Gus Fahrur) menyentil penceramah, Gus Miftah usai diduga menghina penjual es teh.
Hinaan tersebut diucapkan Gus Miftah saat berceramah di lapangan drh Soepardi, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pada Rabu 20 November 2024 lalu.
Merespons peristiwa itu, Gus Fahrur menyampaikan bahwa, penceramah sebaiknya dapat berbicara dengan bahasa yang santun, serta memahami konteks para jemaahnya.
"Pada dasarnya dakwah harus mengutamakan kelembutan dan adab sebagaimana tauladan Rasulullah SAW,” ujar Gus Fahrur dikutip VIVA dari laman NUOnline, Kamis 5 Desember 2024.
Gus Fahrur meminta Gus Miftah agar peristiwa tersebut dijadikan pelajaran. Sebagai penceramah sekaligus pejabat, utusan khusus presiden itu dituntut untuk bisa menakar dan membedakan situasi lawan bicaranya.
Hal ini, kata Gus Fahrur, dilakukan untuk mengantisipasi kegaduhan sekaligus berempati terhadap orang lain.
"Kasus ini menjadi pelajaran bagi mubaligh lainnya agar lebih berhati-hati dalam bercanda agar tidak menimbulkan kegaduhan dan melukai perasaan orang lain," kata dia.
Lebih lanjut, pengasuh Pondok Pesantren An-Nur 1 Malang itu meminta para penceramah agar menjaga akhlak saat berdakwah.
“Seperti menjaga konsistensi perkataan dan perbuatan, bersikap lemah lembut, pemaaf, musyawarah, tawakal dan tawadhu,” ucapnya.
“Hal ini sebagaimana terangkum dalam Alquran surat Ash-Shaaf ayat 2-3, Alquran surat Ali Imran ayat 159 dan Alquran surat. Al-Furqan ayat 63,” sambungnya.
Menurutnya, adanya peristiwa tersebut mencerminkan kekurangan tiap-tiap manusia, sehingga menjadi ajang yang pas untuk saling mengingatkan dan mendukung dalam kebaikan.
“Mari sama-sama saling mendukung dan mengingatkan untuk kebaikan dakwah umat Islam,” pungkasnya.