KPU: Partisipasi Pemilih di Pilkada Serentak 2024 Hanya 68 Persen
- VIVA.co.id/Yeni Lestari
Jakarta, VIVA – Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mengungkapkan partisipasi masyarakat dalam Pilkada serentak 2024 hanya 68 persen.
Hal itu diungkapkan Ketua KPU RI, Mochamad Afifuddin dalam rapat bersama Komisi II DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 4 Desember 2024. "Dalam catatan kami 68 persen se-Indonesia. Jadi rata-rata nasionalnya sekitar 68 persen," kata Afif dalam rapat.
Afif melanjutkan, pihaknya akan melakukan evaluasi dari berbagai aspek agar partisipasi masyarakat baik di Pemilu maupun Pilkada serentak meningkat. Salah satu caranya dengan melakukan sosialisasi lebih masif.
"Kami juga meminta support kepada semua pihak apakah peserta pemilu, tim pendukung,dan juga pemerintah kemudian menjadi PR (pekerjaan rumah) kita bersama melakukan sosialisasi yang lebih masif agar pemilu kita juga partisipasinya lebih baik lagi," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Dede Yusuf menyoroti tingginya jumlah masyarakat yang tidak menggunakan hak suaranya atau memilih golput pada Pilkada Jakarta 2024.
Dia mengatakan, ada sejumlah faktor yang menyebabkan masyarakat memilih golput. Salah satunya, calon yang diusung di Pilkada kurang menarik.
"Tadi kalah kita lihat bahwa dari sekarang jumlah pesertanya tidak maksimal, itu menandakan mungkin calon-calonnya bukan calon yang menarik buat para pemilih," kata Dede Yusuf kepada wartawan di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Senin, 2 Desember 2024.
Dia mengibaratkan, kontestasi pilkada serentak seperti pertandingan sepak bola. Menurut Dede, penonton akan berdatangan ke stadion tempat bertanding jika klub yang bertanding memiliki banyak penggemar.
"Kalau dalam sebuah pertandingan sepakbola, kalau MU lawan Chelsea, itu biasanya penontonnya banyak. Jadi kembali lagi, memang calon juga sangat berpengaruh," ujar politikus Partai Demokrat itu.
Diketahui, partisipasi masyarakat untuk menggunakan hak suaranya menurun pada Pilkada 2024 ini.