Gibran Tegaskan Indonesia-UEA Punya Visi Wujudkan Perdamaian Dunia
- VIVA.co.id/Rahmat Fatahillah Ilham
Jakarta, VIVA - Mewakili Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menghadiri acara Resepsi Peringatan Hari Nasional (National Day) Ke-53 Uni Emirat Arab (UEA) di Hotel Raffles, Kuningan, Jakarta Selatan pada Selasa, 3 Desember 2024.
Acara ini digelar setiap tahun untuk memperingati pembentukan UEA pada 2 Desember 1971, di mana tujuh emirat yakni Abu Dhabi, Dubai, Sharjah, Ajman, Umm Al-Quwain, Fujairah, dan Ras Al-Khaimah (bergabung pada awal 1972), bersatu membentuk federasi yang saat ini dikenal sebagai Uni Emirat Arab.
Dalam pidatonya, Gibran mengucapkan selamat memperingati Hari Nasional kepada Pemerintah dan rakyat UEA. Ia juga menyampaikan salam hangat dari Presiden Prabowo yang berhalangan hadir pada kesempatan ini.
Lebih lanjut, Gibran menegaskan bahwa Indonesia dan UEA memiliki visi yang sama dalam menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan solidaritas, serta dalam membangun kolaborasi dan kerjasama yang inklusif untuk mewujudkan perdamaian dunia. Termasuk, salah satunya tampak dalam kolaborasi Tim Medis Indonesia dengan Rumah Sakit Lapangan Terpadu Emirat di Rafah dan Gaza.
“Kesamaan visi inilah yang menjadi salah satu pendorong, sehingga hubungan kedua negara semakin erat dan berkembang. Kami percaya bahwa ikatan yang kuat antara Indonesia dan Persatuan Emirat Arab dapat semakin kokoh ke depan, dan menjadi teladan kerja sama dunia yang saling menghormati, saling menguntungkan, serta mengedepankan toleransi dan kesetaraan,” kata Gibran.
Sementara Duta Besar Uni Emirat Arab untuk Indonesia, Abdulla Salem Al Dhaheri menuturkan bahwa UEA terus berkomitmen mendukung upaya internasional untuk mencapai perdamaian dan stabilitas serta mengatasi berbagai persoalan internasional.
“Dalam konteks ini, UEA mencatat keanggotaannya di Dewan Keamanan PBB untuk periode 2022-2023, di mana UEA telah sukses memenuhi kewajibannya untuk mencapai perdamaian dan keamanan, serta mendorong inklusivitas,” kata dia.
Termasuk, sambung Abdulla, upaya intens yang dilakukan Kementerian Luar Negeri UEA berbuah positif dengan diadopsinya Resolusi 2712 dan Resolusi 2720 oleh Dewan Keamanan PBB, yang menyerukan pengambilan langkah nyata untuk meningkatkan aliran bantuan kemanusiaan ke warga Palestina dan melindungi para pekerja kemanusiaan di Jalur Gaza.
“Diplomasi UEA juga telah mencapai keberhasilan dalam sembilan pertukaran tawanan perang antara Federasi Rusia dan Republik Ukraina, yang mencerminkan kepercayaan yang dimiliki oleh UEA sebagai mediator yang dapat diandalkan di antara kedua belah pihak,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Abdulla, UEA juga menjadi salah satu pendonor bantuan luar negeri terbesar berdasarkan perbandingan pendapatan nasionalnya. UEA tampil sebagai salah satu negara yang paling tanggap terhadap berbagai krisis kemanusiaan global.
“Sejak tahun 1871, bantuan kemanusiaan telah menjangkau 206 negara yang tersebar di 6 benua, dengan total bantuan mencapai 97 miliar USD,” ujarnya.