Bunuh Ayah dan Neneknya dengan Keji, Remaja di Lebak Bulus Dikenal Hangat dan Sopan

Insiden ini mengejutkan masyarakat setempat karena melibatkan tindakan keji yang dilakukan oleh seorang anak terhadap keluarganya sendiri.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Jakarta, VIVA – Baru-baru ini kasus pembunuhan tragis mengguncang kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, di mana seorang remaja berusia 14 tahun menghabisi nyawa ayah dan neneknya di rumah. Kasus ini tentu menggemparkan masyarakat setempat.

Lakukan Hal Keji, Remaja Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus Sebenarnya Anak yang Baik?

Kapolres Metro Jakarta Selatan, Komisaris Besar Polisi Ade Rahmat Idnal mengatakan sebagai pribadi yang sopan dan jauh dari sifat tempramental. Ia menyampaikan itu berdasarkan keterangan saksi dari tetangga pelaku yang diperiksa penyidik.

Reskrim Polres Metro Jakarta Utara meringkus pria berinisial DZ (53) atas kasus pembunuhan remaja perempuan inisial AZH (15) dengan modus kebakaran rumah yang terjadi di Tanjung Priok Jakarta Utara.

Photo :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito
Ucok Polisi yang Bunuh Ibunya Pakai Gas Melon Berpangkat Aipda, Tugas di Bekasi

“Yang bersangkutan (dikenal) anak yang sopan santun dan penurut sama orang tua, jauh dari tempramental,” kata Ade Rahmat, dikutip VIVA Selasa, 3 Desember 2024.

Usai melakukan aksinya, yang sempat kabur kemudian ditangkap sekuriti perumahan. Dia kini diamankan Polres Metro Jakarta Selatan.

6 Remaja Terlibat Penyiraman Air Keras ke Aipda Ibrohim Ditangkap, 2 Pelaku Utama Masih Buron

Diketahui, pelaku menyesali perbuatan yang dilakukan terhadap ayah dan neneknya. Ia juga menanyakan kondisi terakhir ibunya yang mengalami luka-luka akibat perbuatannya.

"Ya dia sendiri mempertanyakan ya bagaimana kondisi ibunya. Dia sangat menyesal mengenai kejadian ini," tambah Ade.

Di sisi lain, kerabat keluarga dari sang pelaku, menyebutkan bahwa meski MAS dikenal pendiam, dia tetap dapat berbaur dengan anggota keluarga lainnya dan berprestasi di bidang akademik.

"Kalau sosok anak ini sebenarnya pendiam ya, cuma dia berbaur dengan sepupunya, main bareng itu akrab. Terus akademisnya juga pinter," ungkap AR (37).

Kesan serupa disampaikan oleh pedagang bakso keliling, Agus Suliswanto (55). Agus sering bertemu MAS saat remaja itu berolahraga atau menuju masjid.  “Dia pendiam, tapi sopan kepada semua orang,” katanya. 

Ia juga tak pernah mendengar keributan dari rumah MAS, menambah kebingungan masyarakat soal motivasi di balik aksi brutal ini.

Sebagai tambahan informasi, psikolog forensik Reza Indragiri memberikan pandangan mendalam soal kasus ini. Menurutnya, ada perbedaan signifikan dalam menangani pelaku dewasa dan anak-anak. 

“Pada pelaku anak-anak, ada lima sistem yang perlu dianalisis secara menyeluruh,” pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya