Kemenpora Usul Remaja Korban Judol Direhabilitasi, Ini Alasannya

Deputi Pengembangan Kepemudaan Kemenpora, Asrorun Niam
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta, VIVA – Deputi Pemberdayaan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Asrorun Ni'am Sholeh tidak setuju apabila remaja korban judi online dihukum secara pidana. Sebab, para remaja dinilai hanya sebagai korban dan sebaiknya dilakukan rehabilitasi kepada remaja yang terlibat judi online.

Pengakuan Remaja 14 Tahun Dapat 'Bisikan Gaib' Bunuh Ayah dan Neneknya

"Mereka ini merupakan korban dari sistem yang belum cukup protektif. Jadi, penanganan yang utama adalah direhabilitasi, jangan menggunakan pendekatan punitif," kata Asrorun dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.

Ilustrasi web developer judi online.

Photo :
  • Pexels.com
Polda Metro Jaya Tangkap Dua Tersangka Baru Judi Online Komdigi, Ini Perannya

Untuk diketahui, hingga 19 November 2024, sebanyak 8,8 juta orang Indonesia telah menjadi korban judi online, di antaranya 960.000 orang merupakan pelajar dan mahasiswa.

Menurut dia, banyaknya korban judi online karena ketidakpahaman. "Sering kali bermula dari iseng-iseng hingga akhirnya terjebak di jalan yang sesat. Hal ini terjadi karena kurangnya literasi digital dan kesempatan kerja yang terbatas," katanya.

2 Tersangka Baru Kasus Judol Libatkan Pegawai Komdigi Ditangkap

Asrorun mencontohkan kasus Fajri, pemuda berusia 23 tahun di Sumatera Barat (Sumbar). Fajri yang semula menganggur, tergiur tawaran menjadi admin judi online internasional. 

"Dari admin, dia akhirnya menjadi pengembang situs judi online dengan penghasilan hingga Rp200 juta per bulan," ungkapnya.

Kemenpora, kata dia, tak tinggal diam melihat remaja Indonesia dibuai dengan mimpi palsu yang disodorkan para bandar.

Asrorun mengatakan Kemenpora telah membuat banyak kegiatan yang mendorong kreatifitas anak muda agar energi mereka tidak tersalurkan ke jalan yang salah.

Pertama, kata dia, melalui digipreneur, yakni mengembangkan potensi entrepreneurship atau kewirausahaan berbasis digital. Kemudian, setiap Jumat ada "Ngoprek Digital", anak-anak muda tiap Jumat berkumpul di Gedung Kemenpora untuk mengembangkan kreatifitas dan potensi digitalnya.

"Jadi content creator, YouTuber dan profesi lain yang basisnya digital. Dari awalnya santai, sekarang bisa duduk di pantai sambil mendatangkan nilai ekonomi," ujar Asrorun.

Mantan pegawai Komdigi tersangka judi online atau Judol

Photo :
  • VIVA/Foe Peace

Selain itu, kata dia, yang tak kalah penting adalah menghadirkan langkah promotif, misalnya dengan memberi bantuan akses permodalan dan membuat lomba-lomba kreativitas berbasis digital.

"Termasuk, Mas Menteri (Menpora Dito Ariotedjo) juga menginisiasi youth mental health untuk kesehatan mental anak muda. Salah satu isunya memang soal judi, diputuskan pacar atau pusing tidak bisa bayar uang kuliah sehingga melakukan hal destruktif dan sebagainya," ujar dia.

Melalui langkah-langkah itu, kata Asrorun, Kemenpora mengharapkan dapat berkontribusi menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas dalam teknologi, tetapi juga bijak memanfaatkannya untuk kebaikan bersama. (ANT)

TKP rumah anak bunuh ayah dan neneknya di Lebak Bulus, Cilandak

Tragedi Ayah-Nenek Dibunuh di Lebak Bulus: Apa Pemicu Aksi Brutal Remaja Ini?

Remaja 14 tahun tega membunuh ayah dan neneknya di Lebak Bulus, Jakarta, Kasat Reskrim Polres Metro Jaksel, AKBP Gogo Galesung mengatakan pelaku dapat bisikan misterius

img_title
VIVA.co.id
2 Desember 2024