Dharma Pongrekun Ungkap Penyebab Tiga Kali Gagal Jadi Pimpinan KPK
- VIVA.co.id/Andrew Tito
Jakarta, VIVA — Calon Gubernur Jakarta dengan nomor urut 2, Dharma Pongrekun mengungkapkan pengalaman pribadinya terkait upaya mengikuti seleksi untuk menjadi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dalam sebuah pernyataan yang penuh semangat, Dharma mengungkapkan bahwa ia sudah tiga kali mengikuti tes seleksi calon pimpinan KPK namun selalu gagal.
Menurutnya, kegagalannya bukan disebabkan oleh kurangnya kompetensi atau integritas, melainkan karena karakter dirinya yang dianggap sulit untuk dikendalikan.
“Saya telah mengikuti seleksi untuk menjadi pimpinan KPK sebanyak tiga kali, tetapi selalu gagal. Mereka yang menilai saya melihat bahwa karakter saya tidak akan bisa dikendalikan, sehingga saya tidak pernah lolos,” ujar Dharma dengan tegas saat menyampaikan pidato kampanye akbar di Lapangan Tabaci, Kalideres, Jakarta Barat, pada Sabtu 23 November 2024.
Menurut Dharma, kegagalannya dalam tes seleksi tersebut bukanlah karena dirinya tidak memiliki kejujuran atau kapasitas yang diperlukan.
Ia menegaskan bahwa masalah sesungguhnya adalah ketidakmampuannya untuk berada di bawah kendali pihak-pihak tertentu.
“Ini bukan soal kemampuan atau apakah saya jujur atau tidak. Ini juga bukan soal rekening atau harta saya. Tetapi persoalannya adalah apakah saya bisa diatur atau tidak,” tambahnya.
Lebih lanjut, Dharma membuka tentang motivasi pribadi yang membuatnya terjun ke dalam dunia politik dan ikut serta dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta.
Ia menceritakan bahwa sering kali air mata mengalir ketika dirinya menyaksikan langsung penderitaan yang dialami oleh rakyat.
Menurutnya, rasa empati dan keprihatinan terhadap keadaan rakyat menjadi salah satu alasan kuat dirinya tergerak untuk maju menjadi calon gubernur Jakarta.
“Ketika saya meneteskan air mata, itu bukan karena saya cengeng, tetapi karena saya benar-benar tidak bisa menahan perasaan saat melihat penderitaan yang dialami oleh warga. Ini bukan hanya cerita sinetron, ini adalah kenyataan yang saya lihat sendiri,” kata Dharma.
Dharma juga menyoroti para pemimpin yang ia anggap tidak pernah benar-benar menyaksikan atau merasakan penderitaan rakyat.
Menurutnya, pemimpin-pemimpin seperti itu hanya mampu berbicara kosong dan berjanji demi kepentingan politik, tetapi pada kenyataannya mereka hanya membawa omong kosong yang berujung pada praktik korupsi.
“Pemimpin yang tidak pernah melihat langsung penderitaan rakyat, tetapi terus berbicara soal rakyat, pada akhirnya hanya akan terjerat kasus korupsi dan ditangkap KPK. Mereka seharusnya malu,” ujar Dharma menambahkan dengan tegas.
Dengan pengakuan dan pernyataannya yang penuh emosi tersebut, Dharma Pongrekun menunjukkan tekadnya untuk memperjuangkan nasib rakyat Jakarta dan memastikan bahwa kepemimpinan yang ia tawarkan tidak hanya sekadar janji kosong, melainkan tindakan nyata yang berpihak pada kesejahteraan warga.