Cerita Luhut soal Ramalan Gusdur yang Menjadi Kenyataan
- Dok. Biro Humas MPR
Jakarta, VIVA – Mantan Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan bercerita kalau Gus Dur sudah meramalkan dirinya menjadi Presiden RI ke-4. Momen tersebut terjadi 24 tahun silam.
Luhut dalam podcast channel YouTube Mahfud MD Official mengatakan, Gus Dur sudah sangat yakin bahwa ia sudah menjadi Presiden sebelum penghitungan suara di Majelis permusyawaratan Rakyat (MPR).
Dalam podcast itu, Luhut bercerita pada saat di masa kepemimpinan BJ Habibie, ia sedang mengemban tugas sebagai Duta Besar (Dubes) di Singapura.
Saat akan sedang berbuka puasa di Jatinegara, Jakarta Timur, Gus Dur memerintahkan Luhut untuk tidak usah pergi ke Singapura untuk menjadi Dubes, sebab dirinya akan diangkat menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI.
Padahal pada saat itu Gus Dur belum menjadi presiden dan kandidat yang terkuat adalah Megawati dengan partai PDIP yang lebih besar dari PKB di pemilu.
"Gus Dur bilang Pak Luhut nggak usah pergi pak Luhut itu overqualified jadi Dubes, tetap di sini aja, sebentar lagi saya (Gus Dur) jadi Presiden," kata Luhut dikutip akun YouTube Mahfud MD Official.
Luhut mengatakan, Gus Dur dalam pertemuannya itu berkali-kali menyebut bahwa dirinya akan menjadi Presiden.
Meskipun pada saat itu, Luhut mengaku bahwa hal itu tidak masuk di akal. "Nggak masuk akal ini, gimana dia bisa jadi Presiden, saya kan rasional," tambah Luhut.
Kemudian pada saat Gus Dur ke Singapura, lagi-lagi Gus Dur menyebut bahwa dirinya berkata akan menjadi Presiden.
Hingga akhirnya ramalan Gus Dur menjadi kenyataan dengan menjadi Presiden RI pada 1999 silam. Gusdur pun menepati janjinya untuk mengangkat Luhut menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI.
Sebagai informasi, Pemilihan presiden 1999 dilaksanakan untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden Indonesia untuk masa bakti 1999-2004.
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia tahun 1999 digelar untuk menentukan pemimpin negara selama periode 1999-2004. Proses pemilihan dilakukan oleh anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), yang terdiri dari perwakilan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), utusan dari daerah-daerah, serta perwakilan golongan masyarakat.
Pada tahap pertama, pemilihan Presiden diikuti oleh dua kandidat, yaitu Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati Soekarnoputri. Sementara itu, tahap kedua dilaksanakan untuk memilih Wakil Presiden, dengan kandidat Megawati Soekarnoputri dan Hamzah Haz.
Dari total 700 suara anggota MPR, Gus Dur berhasil memenangkan pemilihan Presiden dengan memperoleh 373 suara, mengungguli Megawati yang meraih 313 suara.