Polisi Buka Suara Soal Pengusaha Hiburan Malam di Surabaya Emosi Paksa Siswa Menggonggong
- VIVA.co.id/Nur Faishal (Surabaya)
Surabaya, VIVA – Sebuah video yang menggambarkan seorang pria berkemeja putih marah-marah dan memaksa seorang siswa SMA meminta maaf dengan cara berlutut, dan menggonggong laiknya hewan anj menghebohkan jagat maya beberapa hari terakhir. Saking viralnya, Kepolisian Daerah Jawa Timur akhirnya buka suara.
Peristiwa yang bikin geram banyak netizen atas arogansi pria tersebut terjadi di SMK Gloria 2 Surabaya. Pria yang kini jadi sorotan itu ialah Ivan Sugianto (IS), yang disebut-sebut sebagai pengusaha hiburan malam di Surabaya. Aksinya terdekat video dan diposting pertama kali oleh akun XÂ @PaltiWest2024Â pada Senin, 11 November 2024.
Dalam video yang sudah tersebar luas itu, IS terlihat marah-marah dan memaksa seorang siswa yang masih berseragam SMK untuk meminta maaf dengan cara berlutut sambil menggonggong laiknya anj. "Sujud, ayo sujud. Menggonggong lu, menggonggong," katanya dengan nada berteriak.
Awalnya, suara seorang perempuan meminta si siswa untuk menuruti permintaan IS agar masalah segera selesai. Si siswa pun berlutut. Hampir saja menggonggong, ayahnya yang semula seperti tak berdaya langsung maju dan menarik bahu anaknya. "Jangan, kan, sudah minta maaf," katanya.
IS tak terima dan hampir adu fisik dengan ayah si siswa. Bahkan, terlihat ada seorang pria berkaus merah hampir memukul ayah si siswa. Sementara, sejumlah orang yang berkerumun coba melerai dan menghalangi aksi intimidatif IS.Â
Belakangan, postingan video susulan muncul dari akun X @JhonSitorus_18. Dalam video itu, terlihat IS berdiri sambil menulis di atas selembar kertas. Narasi yang dibubuhkan menyebutkan bahwa itu adalah IS, saat meneken tanda tangan saat perdamaian antara pihak IS dengan keluarga siswa yang disuruh menggonggong.
Semula, Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya ogah memberikan penjelasan ketika coba dikonfirmasi VIVA atas peristiwa tersebut. Karena isunya makin liar, akhirnya Polda Jawa Timur buka suara memberikan keterangan soal penanganan kasus tersebut.
"Meluruskan pemberitaan yang simpang-siur di berbagai media digital terutama di media sosial, terkait dengan penanganan kasus di salah satu sekolah, bahkan melibatkan dua sekolah terkait dengan konflik anak-anak ini," kata Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Polisi Dirmanto pada Rabu, 13 November 2024.
Sejak peristiwa itu terjadi pada 21 Oktober 2024, kata dia, Polrestabes Surabaya sudah melakukan langkah-langkah penyelidikan. Pihak sekolah sudah didatangi dan beberapa orang dimintai keterangan.
"Termasuk pada saat itu juga melakukan klarifikasi kepada saudara berinisial I (Ivan Sugianto)," ujar Dirmanto.
Sebetulnya, lanjut dia, antara pihak IS dengan keluarga siswa yang dipaksa berlutut sudah terjadi perdamaian.
"Mereka saling memahami kesalahan masing-masing dan sudah saling memaafkan, bahkan mereka sudah mengunggah di konten-konten di berbagai media sosial [proses perdamaian itu]," jelas dia.
Namun, pihak SMK Gloria 2 Surabaya terus meminta Polrestabes Surabaya agar menindaklanjuti proses hukum atas aksi intimidatif IS tersebut.
"[Proses hukumnya] tetap berlanjut. Cuma sekali lagi, kita 'ultimum remedium' tadi. Ini menyangkut masa depan anak, jangan sampai anak terganggu gara-gara peristiwa ini," kata Dirmanto.