Letusan Gunung Marapi Lontarkan Abu Vulkanik Berwarna Kelabu Pekat

Erupsi Gunung Marapi
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andri Mardiansyah (Padang)

Padang Panjang, VIVA – Gunung Marapi, Sumatera Barat kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan. Statusnya kini dinaikkan menjadi Level III (Siaga) terhitung Rabu 6 November 2024.

BNPB Ungkap Penyebab Banyaknya Korban Jiwa dalam Letusan Gunung Lewotobi

Menyusul kenaikan status tersebut, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menetapkan radius bahaya sejauh 4,5 kilometer dari puncak. Masyarakat di sekitar gunung dan pengunjung dilarang melakukan aktivitas di dalam radius tersebut.

Hasil analisis PVMBG, peningkatan aktivitas ini ditandai dengan adanya kecenderungan peningkatan terutama gempa Vulkanik Dalam (VA) yang berasosiasi dengan peningkatan pasokan fluida dari kedalaman sejak 7 Oktober 2024.

Aktivitas Vulkanologi Meningkat, Gunung Marapi Naik Status Menjadi Siaga

Erupsi Gunung Marapi

Photo :
  • VIVA.co.id/Andri Mardiansyah (Padang)

Pantauan di kota Padang Panjang, Kamis, 7 November 2024 sejak pagi hingga siang ini, erupsi Gunung Marapi masih terus terjadi. Pos pengamat gunung Marapi mencatat, erupsi yang terjadi pada pukul 11.19 WIB misalnya, tinggi kolom abu teramati sekitar 700 meter di atas puncak. 

Gunung Lewotobi Laki-laki Muntahkan Awan Panas Guguran Sejauh 3 Kilometer

Bahkan kolom abu vulkanik teramati berwarna kelabu pekat dengan intensitas tebal condong ke arah timur. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 1.5 milimeter dan durasi sekitar 1 menit 17 detik.

Sebelumnya, Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid mengumumkan bahwa status gunung Marapi saat ini naik menjadi level III. Perubahan status ini lantaran terjadi kenaikan kegempaan yang juga selaras dengan adanya deformasi inflasi di bagian puncak Marapi.

Selain itu, data variasi kecepatan seismik dan koherensi, kata Wafid, juga menunjukkan terganggunya kondisi medium bawah permukaan (di dekat permukaan) tubuh Gunung Marapi akibat peningkatan tekanan (stress) pada tubuh gunungapi.

"Rangkaian erupsi atau letusan secara tidak kontinyu, masih berlanjut sampai saat ini sebagai akibat dari dinamika naik turunnya pasokan fluida dari kedalaman tubuh Gunung Marapi yang teramati utamanya dari fluktuasi tinggi kolom abu erupsi maupun kegempaan. Secara
visual akhir-akhir ini aktivitas Marapi cenderung mengalami peningkatan," ujar Muhammad Wafid.  

Menurut Wafid, berdasarkan evaluasi data-data pemantauan, maka secara umum aktivitas Gunung Marapi mengalami peningkatan. Dengan demikian aktivitas erupsi atau letusan dapat terjadi sewaktu-waktu sebagai bentuk pelepasan dari akumulasi energi, dan dapat terjadi semakin intensif dengan jangkauan lontaran material letusan yang semakin jauh bila pasokan fluida (magma dan gas) dari kedalaman berlanjut mengalami peningkatan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya