BPKP Temukan Anggaran Tak Efektif di Pemda, Nilainya Capai Rp 141 Triliun

Kepala BPKP, Muhammad Yusuf Ateh
Sumber :
  • Istimewa

Bogor, VIVA – Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Muhammad Yusuf Ateh mengaku pihaknya menemukan anggaran tidak efektif yang digelontorkan oleh pemerintah daerah (Pemda) mencapai lebih dari Rp141 triliun.

Cak Imin Harap Dapat Tambahan Rp 100 Triliun buat Program Bansos di 2025

Hal tersebut disampaikan Yusuf Ateh dalam paparannya di acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2024, di Sentul, Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 7 November 2024.

"Hasil pengawasan kami, masih melihat angka yang sangat tinggi tentang ketidakefektifan dan tidak efisien. Kami sampel, itu kalau rupiahnya, itu yang tidak efektif, tidak efisien, itu melebihi Rp141 triliun," kata Ateh.

Prabowo Minta Pemerintah Daerah Hemat Anggaran

Kepala BPKP Muhammad Yusuf Ateh

Photo :
  • VIVA/Ahmad Farhan Faris

Ia akan menyampaikan temuan BPKP itu kepada kepala daerah. Ateh menilai salah satu penyebab melonjaknya anggaran di suatu daerah adalah kinerja yang mengacu kepada peraturan 20 tahun lalu.

BPKP: Kecurangan Pemerintah Daerah Banyak Manipulasi Anggaran

"Kami sudah lihat akar permasalahannya. Kita melihat bahwa perencanaan penganggaran masih banyak juga yang belum jelas ukurannya. Indikator kinerjanya ini masih berulang sampai 20 tahun yang lalu," ujar dia

Kemudian, lanjut dia, tujuan dari sebuah pos anggaran juga masih tidak jelas. Lalu, pos anggaran masih menitikberatkan kepada jumlah kegiatan semata.

"Orientasinya masih output dan sebagainya ukurannya masih jumlah dokumen, jumlah laporan, jumlah kegiatan, tidak kepada masalah outcome sehingga tidak bisa dikaitkan logika program dengan pencapaian outcome yang ingin dicapai," katanya.

Dalam kesempatan itu pula, Ateh memberi pesan kepada kepala daerah agar membehani perencanaan penganggaran uang daerah. Dengan demikian, anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) dapat bermanfaat 100 persen untuk masyarakat.

Ia juga mengizinkan para kepala daerah untuk mengadakan sesi konsultasi terkait perencanaan penganggaran dengan BPKP.
Menurut Ateh, pihaknya siap membantu para kepala daerah.

"Makanya yang penting ya leadernya lah, mudah-mudahan ada nanti dapat gubernur bupati Walikota yang mau membenahi lah sebenarnya. Kemampuan kapabilitas sudah meningkat, teman-teman di daerah sudah bisa mendeteksi kecurangan-kecurangan," ujar Ateh.

"Masalahnya tinggal bagaimana melakukan tindakan korektif, kalau sudah bicara tindakan korektif sangat bergantung kepada kepala daerah," imbuhnya.

Ilustrasi harga beras.

Zulhas Wanti-wanti Kepala Daerah RI Bakal Kekurangan Beras di Awal 2025

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan atau Zulhas menyebut, Indonesia akan kekurangan produksi beras pada periode Januari-Februari 2025.

img_title
VIVA.co.id
7 November 2024