Menteri PKP Maruarar Sirait Bilang Anggaran Kementeriannya Kecil Buat Bikin 3 Juta Rumah
- Antara.
Jakarta, VIVA – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman atau PKP, Maruarar Sirait, mengatakan bahwa anggaran kementerian yang dipimpinnya termasuk minim untuk merealisasikan program 3 juta perumahan rakyat yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
Sebab, ungkap politisi yang akrab disapa Ara itu, kementeriannya hanya mendapatkan anggaran sebesar Rp 5,07 triliun di Tahun 2025.
"Anggaran kami dari Rp 14 jadi Rp 5 triliun (tahun 2025), mesti bangun 3 juta rumah. Tolong juga kritisi apakah betul anggaran ini? Karena mungkin sebagian bapak-Ibu yang bikin anggaran ini bersama kementerian sebelum saya. Apakah anggaran ini layak membangun tiga juta rumah? Kan kita mau terbuka ya dari awal kita terbuka sejelas jelasnya," kata Ara saat rapat kerja (raker) dengan Komisi V DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 29 Oktober 2024.
Ara menambahkan, dengan anggaran perumahan sebesar Rp 14,681 triliun pada Tahun 2024, hanya mampu membangun rumah sekitar 200 ribu unit. Sementara anggaran perumahan di tahun 2025 hanya sebesar Rp 5 triliun, tetapi targetnya membangun 3 juta rumah.
Menurut Ara, kondisi itu memaksakan kementeriannya harus bekerja 25 kali lipat lebih besar dari tahun sebelumnya.
"Kalau data ini benar, berarti kita mesti kerja bayangkan 25 kali lipat untuk mencapai 3 juta rumah," ujarnya.
Dengan kondisi tersebut, Ara menegaskan dirinya tidak akan mundur untuk merealisasikan target 3 juta rumah tahun depan. Salah satu caranya, kata Ara, akan melibatkan berbagai stakeholder baik dari swasta maupun pemerintah serta aparat penegak hukum untuk bergotong royong membangun 3 juta rumah tersebut.
Dia mencontohkan, pihaknya bekerja sama dengan Kejaksaan Agung untuk memanfaatkan lahan-lahan sitaan hasil kasus korupsi untuk dimanfaatkan bagi pembangunan perumahan rakyat.
"Saya punya konsep tanah itu dari sitaan, saya sudah ketemu Jaksa Agung. Di Banten saja ada 1.000 hektare dan Jaksa Agung siap menyerahkan," ujarnya.
Selain itu, Ara menuturkan dirinya akan melibatkan sektor swasta untuk membangun 3 juta rumah tersebut. Pihaknya juga berusaha mendatangkan bahan baku pembuatan rumah langsung dari pabriknya dengan jumlah yang banyak sehingga harganya lebih murah.
Ara menilai, cara tersebut tidak hanya mengamankan uang negara dari potensi korupsi dan lain sebagainya, tetapi juga dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas, terutama untuk pembangunan perumahan.
"Jangan hanya tidak korupsi, tapi lebih dari itu harus efisien. Baru produktivitasnya ditingkatkan," imbuhnya.