Raih Untung Puluhan Juta, Gugah Semangat Bertani di Tengah Stigma Negatif Kalangan Gen Z dan Alpha

Tanam bersama dua kelompok tani
Sumber :
  • Kementan

VIVA – Pertanian kembali tunjukkan keberhasilannya. Kali ini Direktorat Jenderal Perkebunan dan Kepala BSIP Banten lakukan tanam bersama 2 Kelompok Tani (Poktan) di Kec. Sajira, Kab. Lebak, Kamis (24/10).

Asosiasi Pedagang Kelontong Tolak Rancangan Permenkes Soal Kemasan Rokok Polos

Lokasi pertama bersama Kelompok Tani (Poktan) Hegar di Desa Sindang Sari pada luas hamparan 30 ha, kemudian berlanjut tanam dilokasi kedua dengan Poktan Cibeurih 2 di Desa Margaluyu seluas hamparan 35 ha.

Diketahui bahwa, untuk Kelompok Tani Hegar sejak 2021 sudah dibina melaksanakan penangkaran benih padi, petani disini dapat merasakan manfaat dari penangkaran benih padi. Dengan adanya penangkaran benih unggul tersebut, terjadinya peningkatan produksi petani menjadi signifikan dan tentunya memberikan dampak positif terhadap pendapatan petani.

Berani Berinovasi dan Menginspirasi Dunia, Ini Peran Pemuda dalam Transformasi Pangan

Seusai tanam padi, Kang Ian, petani milenial asal Lebak, yang tergabung dalam Poktan Heger, menceritakan tentang menariknya bertani dan potensi besar raih keuntungan menjanjikan.

"Dunia pertanian bisa menjadi ladang keuntungan jika dikelola dengan baik. Dengan luas lahan 30 ha, kelompok tani kami mampu memproduksi kurang lebih hampir 6 ton padi per ha, yang berpotensi menghasilkan pendapatan sekitar Rp 36 juta per ha setiap panen. Dengan masa panen yang hanya berlangsung tiga bulan, pendapatan yang diperoleh setelah dipotong biaya-biaya bisa mencapai Rp 10 juta per bulan," ujar Kang Ian saat diwawancarai Tim Direktorat Jenderal Perkebunan.

Kejar Swasembada Pangan, Prabowo Pangkas Rantai Distribusi Pupuk

Namun tak dapat dipungkiri, meskipun berpotensi raih pendapatan besar, masih banyak generasi muda yang enggan terjun langsung geluti dunia pertanian karena stigma bahwa pertanian itu tidak keren, kotor, dan dianggap tidak menguntungkan.

Kang Ian berharap, dengan adanya sosialisasi dan pelatihan, generasi muda akan lebih tergugah untuk berpartisipasi aktif dalam pertanian, karena sudah saatnya regenerasi petani. Saatnya anak muda berperan aktif genjot pertanian Indonesia.

Lebih lanjut Kang Ian mengatakan, Saya ingin menunjukkan kalau pertanian itu bisa menjadi pilihan yang menjanjikan. Dengan manajemen dan pengelolaan yang baik, hasilnya bisa sangat memuaskan.

"Mari bersama-sama mengubah stigma negatif bertani, dan berkolaborasi membangkitkan semangat pertanian di Indonesia. Bertani itu keren dan bisa raih banyak keuntungan dari sektor pertanian," harap Kang Ian.

Hal ini sejalan dengan arahan Presiden RI. Mengingat, beberapa waktu lalu dalam pidato Presiden Prabowo Subianto menekankan bahwa ketahanan dan swasembada pangan adalah prioritas utama pemerintah. Menurutnya, ketahanan pangan merupakan langkah strategis untuk menjamin kesejahteraan dan kemandirian bangsa di tengah tantangan global yang terus berkembang.

“Saya tekankan, dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, kita harus mencapai swasembada pangan. Kita harus mampu memenuhi dan memproduksi kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia. Ini adalah masa depan bangsa, dan kita semua harus terlibat dalam membangunnya,” ujar Prabowo.

Kementerian Pertanian terus mendorong generasi muda berkualitas sebagai upaya mencetak regenerasi petani muda. Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, di beberapa kesempatan menekankan pentingnya peran generasi muda membangun pertanian Indonesia.

"Indonesia membutuhkan pemuda yang tidak hanya cerdas, tapi juga berkarakter kuat menghadapi tantangan dunia. Dengan karakter yang kuat, jujur, disiplin, dan pekerja keras, pemuda Indonesia bisa menjadi ujung tombak mewujudkan swasembada pangan dan mengantarkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia,” jelas Mentan Amran.

Senada dengan Mentan Amran, menurut Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto, petani yang ada saat ini sudah semakin tua, sedangkan kebutuhan pangan semakin tinggi. Untuk itu pentingnya mendorong regenerasi petani, kita butuh semangat petani muda sebagai penerus bangsa, yang tentunya akan semakin memperkuat ketahanan pangan kedepan.

"Dengan dukungan yang tepat, diharapkan lebih banyak pemuda yang mau melirik pertanian sebagai salah satu karier atau peluang usaha bisnis yang tidak hanya menjanjikan, tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan pertanian Indonesia," ujar Heru.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya