Elite PKB Dorong Hari Santri jadi Momentum Anti Kekerasan di Lembaga Pendidikan

Deklarasi anti kekekasan di Hari Santri Nasional
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta, VIVA - Kekerasan di lembaga pendidikan saat ini dinilai sudah seperti menjadi ancaman darurat. Tak hanya pesantren, tapi juga semua pendidikan umum juga dianggap alami darurat kekerasan.

Kompolnas dan IPW Sepakat, Tindak Tegas Dugaan Kekerasan Bersenjata Anggota DPR di Pekalongan

Demikian disampaikan Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang bertindak sebagai pemimpin upacara Hari Santri Nasional di Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur’an wal Hadits di Bekasi, Jawa Barat. 

Cak Imin yang juga Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menyoroti ancaman darurat kekerasan di lembaga pendidikan. 

DPR Dorong Sinergitas Multilevel Pulihkan Sukabumi sesudah Banjir Bandang

"Kita harus jujur mengakui, bukan hanya pesantren, semua pendidikan yang berbasis asrama, pendidikan umum berbasis berbagai agama mengalami darurat kekerasan, dan kita harus hadapi," kata Cak Imin, dalam keterangannya dikutip pada Rabu, 23 Oktober 2024.

Ilustrasi perayaan hari Santri Nasional

Photo :
  • VIVA/Muhamad Solihin
Chandrika Chika Diduga Lakukan Penganiayaan, Korban Sudah Jalani Visum

Sementara, Anggota DPR Fraksi PKB Siti Mukaromah alias Erma dalam kesempatan yang sama mendorong Hari Santri Nasional jadi momentum anti kekerasan di lembaga pendidikan. Maka itu, ia selaku Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa yang merupakan ormas sayap PKB menggaungkan deklarasi anti kekerasan di pesantren saat peringatan Hari Santri Nasional.

Menurut dia, lingkungan pesantren kaya akan nilai kebaikan semestinya jadi garda terdepan dalam mengkampanyekan anti kekerasan dalam dunia pendidikan.

Erma menambahkan, tak sedikit kalangan profesional, dunia bisnis, dan negarawan yang berasal dari pesantren. "Sejak dahulu, pondok pesantren terbukti telah melahirkan banyak tokoh tidak hanya pahlawan dan negarawan, tapi juga profesional, pengusaha dan sebagainya," jelas Erma.

Dia menambahkan sangat penting lingkungan pesantren bebas dari kekerasan fisik, psikis, maupun mental. Hal itu menurutnya agar pondok pesantren dapat terus melahirkan generasi yang ber-akhlakul karimah dan memiliki rasa nasionalisme tinggi. 

Adapun pendiri Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur'an wal Hadits KH Abu Bakar Rahzi menuturkan pesantren memiliki konsep pendidikan terintegrasi kader ulama, pemimpin berakhlak quran, dan berwawasan kebangsaan. 

"Deklarasi nasional santri terlindungi untuk kebangkitan negeri sejalan dengan visi misi dan motto kami, pendidikan berkualitas untuk semua, tanpa kekerasan dan tanpa diskriminasi," ujar kiai Abu Bakar.

Dalam aksi pembacaan deklarasi itu dilakukan oleh santri, ustaz, Erma, Ketua Fraksi PKB MPR RI Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz, Anggota DPR RI Sujatmiko. Turut hadir dalam kegiatan tersebut adalah Ketua Fraksi PKB DPR RI Jazilul Fawaid alias Gus Jazil, dan beberapa Anggota DPR RI Fraksi PKB Ida Fauziyah, Arzetti Bilbina, Nihayatul Wafiroh, dan Ratna Juwita Sari. 


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya