Perjuangan Eko Cahyono Turunkan Angka Buta Huruf di Jatim Lewat Perpustakaan Keliling

Eko mengelola Pustaka Anak Bangsa, sebuah inisiatif sederhana namun penuh makna. Foto : Satu Indonesia
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Jakarta, VIVA — Selama lebih dari satu dekade, Eko Cahyono telah mendedikasikan hidupnya untuk menyediakan layanan perpustakaan keliling di Kabupaten Malang, Jawa Timur. 

Dilansir dari Astra Satu Indonesia, dengan ketekunan yang konsisten selama 15 tahun, pria berusia 33 tahun ini mengelola Pustaka Anak Bangsa, sebuah inisiatif sederhana namun penuh makna. 

Tujuan utamanya adalah memberantas buta huruf di kalangan anak-anak yang tidak memiliki akses pendidikan formal. 

Dengan ketekunan yang konsisten selama 15 tahun, pria berusia 33 tahun ini mengelola Pustaka Anak Bangsa, sebuah inisiatif sederhana namun penuh makna. Foto : Satu Indonesia

Photo :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Motivasi mulia ini timbul karena masih banyak anak-anak yang tidak bersekolah, sehingga Eko tergerak untuk membantu mereka belajar membaca dan menulis.

Saat ini, Pustaka Anak Bangsa telah berkembang pesat, mencakup 26 perpustakaan yang tersebar di 35 desa yang terletak di tujuh kecamatan berbeda di Kabupaten Malang. 

Beberapa kecamatan yang dijangkau antara lain Poncokusumo, Tumpang, Wates, dan Kepanjen. 

Perpustakaan-perpustakaan ini menjadi pusat pembelajaran yang terbuka 24 jam, memberikan akses yang luas kepada masyarakat untuk membaca ribuan koleksi buku yang tersedia. 

Tidak hanya itu, perpustakaan ini juga menyediakan berbagai kegiatan kreatif dan edukatif yang menarik, seperti belajar komputer, melukis di kanvas, menonton film bersama, dan belajar keterampilan praktis seperti memasak dan menjahit.

Selain menjadi tempat membaca, perpustakaan ini juga berfungsi sebagai ruang komunitas, di mana setiap Sabtu malam, diadakan diskusi rutin yang melibatkan masyarakat lokal. 

Bahkan, kegiatan menanam tanaman obat-obatan tradisional menjadi salah satu program yang digemari. 

Untuk mendukung pendidikan formal, perpustakaan ini juga menyediakan bimbingan belajar gratis bagi siswa SD dan madrasah Ibtidaiyah, membantu mereka memahami pelajaran dengan lebih baik.

Upaya Eko tidak berhenti di sini. Dengan tekad untuk menjangkau lebih banyak orang, dia memperluas cakupan perpustakaan keliling ini ke tempat-tempat yang tidak biasa seperti pos ojek, salon, bengkel motor, dan rental komputer. 

Dengan cara ini, layanan perpustakaan dapat diakses oleh masyarakat yang mungkin tidak sempat datang ke perpustakaan fisik. 

Inisiatif ini bukan hanya tentang meningkatkan literasi, tetapi juga tentang memberdayakan masyarakat melalui akses pengetahuan dan keterampilan baru.

Al-Quran Berusia 14 Abad Bakal DiJual Awal Bulan Ramadhan Nanti

Perjuangan Eko Cahyono adalah contoh nyata bahwa perubahan besar dapat dimulai dari langkah kecil dan sederhana. 

Melalui perpustakaan kelilingnya, Eko telah memberikan kontribusi signifikan dalam menurunkan angka buta huruf di Kabupaten Malang dan memberikan harapan baru bagi banyak anak-anak yang sebelumnya tidak tersentuh pendidikan formal.

Perpustakaan Bumi Desa Sidareja, Persembahan untuk Generasi Muda
Launching Platform D-Litera dan Titik Baca Digital Sumut, di Aula RIS, Kantor Gubernur Sumut.(istimewa/VIVA)

Peningkatan Literasi Digital, Perpusnas Bantu 525 Desa di Sumut untuk Pengembangan Perpustakaan

Sebanyak 525 desa yang ada di 21 Kabupaten/Kota di Sumatera Utara, menerima bantuan pada tahun 2024, dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas).

img_title
VIVA.co.id
7 Mei 2024