Kementan Gandeng PT. SGN Pastikan Swasembada Gula Konsumsi Tahun 2028 Tercapai
- Kementan
VIVA – Guna percepatan swasembada gula nasional dan penyediaan bioethanol sebagai bahan bakar nabati (biofuel) sebagaimana amanat Presiden Jokowi melalui Peraturan Presiden (Perpres) No 40 Tahun 2023, Kementerian Pertanian (Kementan) khususnya Direktorat Jenderal Perkebunan terus tingkatkan produksi dan produktivitas tebu.
Sejalan dengan itu, plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto bersama PT. Sinergi Gula Nusantara (SGN) pastikan swasembada gula konsumsi tahun 2028 tercapai sekaligus gerak cepat tanam perdana benih tebu di Ngadiredjo, Kediri, hari ini, Kamis (17/10).
“Secara umum dari 57 pabrik gula yang melaksanakan giling, rata-rata musim giling tahun 2024 dimulai pada bulan Mei dan berakhir pada bulan September hingga Oktober 2024,” jelas Heru.
Heru mengungkapkan kegiatan tanam tebu perdana di musim giling 2024 ini diharapkan dapat menjadi upaya peningkatan produksi dan produktivitas tebu dengan mengembangkan benih yang berkualitas. Selain itu dapat meningkatkan kinerja pabrik gula dengan penyediaan bahan baku tebu yang sesuai dengan tipologi kemasakannya pada musim giling yang akan datang.
“Untuk mencapai swasembada gula, baik untuk konsumsi maupun industri serta pemenuhan kebutuhan boethanol diperlukan upaya perbaikan dari budidaya tebu. Ini yang menjadi salah satu faktor utama dalam pencapaian swasembada gula mengingat produktivitas tebu dan rendemen gula yang tinggi dibentuk pertama kali di kebun yang memiliki produktivitas yang tinggi dari cara budidaya yang baik, karena itu sangat diperlukan terobosan inovasi dan penerapan teknologi baru,” tambah Heru lagi.
Lebih lanjut, Heru mengaku upaya memenuhi dan mencapai swasembada gula nasional pihaknya telah melakukan intensifikasi berupa rawat ratoon dan bongkar ratoon selama lima tahun pada lahan tebu rakyat. Sedangkan ekstensifikasi berupa penambahan luas areal tebu yang terintegrasi antara kebun dan pabrik.
“Upaya penambahan luas areal baru, Kementan telah mencanangkan pengembangan areal baru di Merauke, harapannya dengan adanya kegiatan pada lahan eksisting berupa rawat ratoon dan bongkar ratoon serta penambahan areal tebu dapat mencapai target tersebut,” kata Heru.
Sebagai informasi, untuk mendukung program swasembada gula tersebut dilakukan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pertengahan Agustus 2024 lalu, Kemenko Perekonomian sudah melakukan workshop proses bisnis KUR khusus dan pengunggahan data dan anggota kelompok usaha ke dalam Sistem Informasi Kredit Program (SIKP) yang dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur serta merupakan pilot project KUR kelompok tebu yang akan dilanjutkan ke daerah sentra pengembangan tebu.
“Pembangunan perkebunan itu nafasnya adalah kemitraan, jadi Sumber Daya Manusia (SDM) dengan mitranya para pekebun harus selalu bersinergi saling membantu, terima kasih Pak Dirut sudah disiapkan pasukan dan nanti tentu memperkuat pasukan kita di lapangan ya, nah semoga dari 2.150 orang itu akan terus bertambah karena sentra-sentra produksi akan terus kita dapat, mulai ini dari Jawa Timur dan ketika platform itu berhasil pasti bisa direalisasikan di tempat lain bahkan untuk komoditas lainnya,” ungkap Heru.
Di samping itu, Direktur Utama PT. Sinergi Gula Nusantara (SGN), Mahmudi menyampaikan pihaknya hadirkan platform Ekosistem Digital Tebu Rakyat (ETERA) yang berbasis aplikasi sebagai upaya percepat swasembada gula konsumsi tahun 2028.
“Tentunya dengan dukungan Kementan platform ETERA yang merupakan platform ekosistem tebu rakyat dibangun untuk memudahkan pembiayaan dan membantu petani secara lebih efisien serta berdampak positif terhadap pendapatan petani melalui fasilisasi akses pendanaan KUR khusus dan pendananaan yang memungkinkan dalam platform itu yang nantinya juga akan kita kembangkan dengan ekosistem penyediaan sarana produksi sebagai marketplace,” jelas Mahmudi.
Dikatakan Mahmudi, pihaknya juga mempersiapkan tenaga khusus berupa Satgas tebu rakyat. Sekitar 2.150 orang nantinya akan membantu petani memanfaatkan platform ekosistem tebu rakyat ETERA dan melakukan pengawalan operasional di lapangan, sehingga kedepan kemitraan yang dibangun terus mengalami perbaikan menuju swasebada gula.
Mahmudi berharap dengan berbagai upaya yg dilakukan, produksi yang diolah SGN dapat mencapai hasil yang signifikan, terbaik selama 6-7 tahun terakhir.
“Kita sama-sama happy, sama-sama membangun mitra yang baik dan saling menguntungkan, terus kita perbaiki dan optimalkan agar kedepan kemitraan semakin tumbuh lebih baik lagi,” harap Mahmudi.
Menanggapi hal tersebut, Heru mengapresiasi dan bersyukur adanya gerakan baru yang telah dilakukan oleh PT. SGN serta berharap swasembada gula bisa dicapai bersama-sama sesuai harapan.
Secara terpisah, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menuturkan gula masih menjadi perhatian pemerintah. Hal ini terbukti dari berbagai upaya strategis yang digencarkan Kementan dalam peningkatan produksi dan produktivitas gula. Untuk itu, faktor ketersediaan air menjadi sorotan, khususnya di masa kekeringan saat ini, sehingga dibutuhkan kolaborasi seluruh pihak terkait.
Mentan berharap pada 2028 dapat tercapainya swasembada gula konsumsi di Indonesia dan pada 2030 tercapainya gula industri.
“Ini tidak bisa dilakukan sendiri, harus bersama-sama agar ketersediaan dan keberlanjutan komoditas tebu maupun kebutuhan gula Indonesia aman terkendali yang berujung pada kesejahteraan petani,” pungkas Mentan.