Hakim Menangis di DPR Usai Dengar Respons Positif Prabowo, Juru Bicara SHI Beberkan Ini

Kompleks Gedung MPR DPR dan DPD
Sumber :
  • vivanews/Andry

Jakarta, VIVA – Hakim Indonesia telah melakukan audiensi dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI untuk menyuarakan soal kesejahteraan hakim, beberapa waktu lalu. Ketika audiensi, para hakim tersebut mendengar respons Presiden terpilih tahun 2024, Prabowo Subianto secara langsung melalui telepon seluler Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco.

Negara Asia Dinilai Punya Peran Penting dalam Kesetaraan Negosiasi WHO Pandemic

Para hakim menangis usai Prabowo Subianto menanggapi dengan baik soal kesejahteraan hakim Indonesia yang sudah diabaikan negara selama 12 tahun lamanya.

Juru Bicara Solidaritas Hakim Indonesia (SHI) Fauzan Arrasyid sempat bertanya kepada para hakim yang menangis saat audiensi dengan DPR RI. Ia menilai bahwa para hakim itu mengaku terlalu emosional mendengar pernyataan Prabowo Subianto.

Istana Sebut Presiden Boleh Endorse Calon Kepala Daerah: Tak Ada Larangan

"Jadi memang benar di DPR itu emosional seluruh hakim melihat respons yang positif baik itu dari pimpinan legislatif dan juga calon pimpinan presiden terpilih yang akan dilantik nanti itu banyak sekali yang seperti yang disampaikan," ujar Fauzan dalam acara diskusi yang diprakarsai Ikatan Wartawan Hukum (Iwakum) bertajuk "Masihkah Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa?" di kawasan Cikini, Jakarta Pusat dikutip Sabtu, 12 Oktober 2024.

Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dan Presiden terpilih Prabowo Subianto.

Photo :
  • Istimewa
Momen Presiden Prabowo Hadir di Pertemuan Para Pengusaha Tiongkok

Fauzan menyebutkan para hakim mengaku bersyukur atas respons positif dari Prabowo Subianto ketika memberikan pernyataan melalui sambungan telepon Sufmi Dasco.

"Saya tanya ke beberapa teman-teman, kok bisa menangis hanya karena mendengar respons positif dari presiden terpilih. Jawabannya teman teman begini, ‘kami bersyukur karena usaha, kalau bahasa kami tuh, jalan ninja yang kami pilih itu direspon positif’," kata Fauzan.

Rasa bersyukur itu dilakukan karena harus melewati waktu yang panjang untuk melakukan penuntutan kesejahteraan gaji dan tunjangan hakim.

Fauzan menyebutkan, ada sejumlah perdebatan terkait dengan keinginan melakukan aksi cuti bersama para hakim. Ia menyebutkan, ada sejumlah norma yang harus dipikirkan juga.

"Ada norma ada nilai yang merasa kayak enggak cocok kita sebagai hakim mengambil langkah ini, jadi ada nilai itu, ada moral itu yang terganggu sebenarnya. Tapi akhirnya kami hakim di angkatan muda itu punya satu kesepemahaman bahwa tata cara pengambilan keputusan jika musyawarah mufakat tidak tercapai maka kita voting karena kebiasaan di musyawarah majelis. Akhirnya keputusan yang kita ambil adalah itu (cuti bersama)," kata dia.

Fauzan menuturkan tangisan para hakim di DPR RI dilakukan sebagai bentuk berserah diri kepada Tuhan.

"Kalau dari dogma agama yang saya percayai ini kemudahan yang Allah beri di saat kami harus bertarung pada diri kami sendiri untuk meyakinkan ini adalah pilihan yang benar atau tidak gitu. Jadi kalau saya pribadi jika ditanya kenapa ketika itu mengeluarkan emosional yang berlebih, ya karena bersyukur pada akhirnya cara yang kami gunakan cara yang ternyata memberikan dampak positif pada rujukan akhir yang ingin kami capai," ujar Fauzan.

Diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI yang juga Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad yang tengah menerima audiensi dari Solidaritas Hakim Indonesia (SHI) di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa, 8 Oktober 2024, secara tiba-tiba menelepon calon presiden terpilih Prabowo Subianto. 

Para hakim itu datang ke DPR untuk mengeluhkan rendahnya kesejahteraan yang diterima para “wakil tuhan” itu di Tanah Air. Prabowo pun menyampaikan pandangannya melalui telepon yang didengarkan bersama-sama di hadapan para hakim.  

"Ini ada perwakilan hakim. Mohon izin bicara, Pak," kata Dasco menelepon Prabowo. 

Para audiens pun langsung bertepuk tangan mendengar suara Prabowo mengucapkan salam.

Sambungan telepon itu kemudian didekatkan ke speaker oleh Dasco.

Berikut ini pernyataan Prabowo melalui sambungan telepon tersebut: 

Saudara-saudara sekalian, saya diberi tahu oleh Profesor Dasco bahwa ada pertemuan antara saudara-saudara perwakilan dari para hakim dengan pimpinan DPR.

Saya memang menaruh perhatian yang sangat besar, sudah sejak lama, terhadap para hakim. Saya berpendapat bahwa yudikatif kita harus sangat kuat dan karena itu pendapat saya dari dulu, saudara boleh cek di semua pidato saya di berbagai…juga tulisan saya, saudara bisa dipelajari rekam jejak saya, ucapan-ucapan saya, saya sangat berpendapat bahwa para hakim harus diperbaiki kualitas hidupnya dan harus dijamin supaya para hakim itu sangat mandiri, dan bisa menjalankan tugas sebagai hakim dengan sebaik-baiknya.

Karena itu dari dulu rencana saya ingin memperbaiki remunerasi penghasilan para hakim supaya menjadi sangat baik. Itu pandangan saya dari dulu. Dan ini bukan janji, karena kampanye sudah selesai. Jadi saya enggak perlu janji-janji. Tapi ini adalah keyakinan saya. Jadi saya minta para hakim sabar sebentar, iya kan, begitu saya memang menerima estafet, saya menerima mandat, dan saya menjalankan, saya benar-benar akan memperhatikan para hakim. 

Karena supaya negara kita bisa hilangkan korupsi, para hakim yang tidak boleh yang bisa disogok, para hakim tidak bisa dibeli, para hakim harus terhormat, para hakim harus mendapat perhatian dari negara, penghasilan yang memadai sehingga dia punya harga diri yang sangat tinggi dan dia tidak perlu untuk cari tambahan, itulah tekad saya, itulah keyakinan saya, untuk itu saya mohon bantuan saudara-saudara, marilah kita bersatu, kita benahi negara kita, kita yakinkan semua orang, semua pihak, apalagi mereka yang menerima fasilitas dari negara, para pengusaha-pengusaha besar itu bisa bayar pajak, bayar kewajiban mereka dengan sebaik-baiknya.

Kita semua harus bahu-membahu, yang kuat bantu yang lemah, yang lemah, kita harus bersatu jadi negara kita akan sama-sama akan bangkit, sama-sama akan makmur.

Saya kira itu para hakim yang saya hormati. Mohon sabar. Saya juga kaget saya mendengar kondisi kalian, tapi saya sudah merencanakan bagaimana kita memperbaiki kondisi kalian. Saya kira itu dulu sementara, saudara-saudara, pada saatnya nanti saya bisa minta waktu untuk saya bisa tatap muka dan bicara langsung dengan saudara-saudara.

Jadi, percayalah bahwa kunci dari negara yang maju, negara yang baik, dari negara yang bebas korupsi adalah hakim-hakim harus tidak boleh dibeli orang. Oleh karena itu hakim-hakim harus kuat dan kondisinya harus yang terbaik yang bisa kita bikin. Itu tekad saya. Sampai saya mengatakan, apa yang saya pelajari dari luar negeri, itu dari segi protokol kenegaraan, lord chief justice, dari Inggris itu berjalan langsung di belakang kepala negara. Di belakang raja. Jadi di depan perdana menteri, jadi itulah demikian pentingnya mereka memandang yudikatif. Jadi demikianlah, marilah kita sama-sama memperbaiki negara kita.

Terima kasih. Wassalamualaikum. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya