Ketua BWI Sebut Wakaf Bisa Bantu Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran

Ketua BWI Kamaruddin Amin.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Jakarta, VIVA – Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI), Kamaruddin Amin, menyebutkan bahwa wakaf dapat menjadi instrumen untuk membantu pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, khususnya dalam program makan bergizi gratis.

Prabowo Kenang Momen Kerja Sama Politik dengan PKS: Kita Dulu Bukan Sekutu tetapi Segajah

Menurut Kamaruddin, nantinya wakaf dapat disalurkan untuk membantu pondok pesantren dan anak-anak santri, yang membutuhkan makan bergizi gratis.

"Kalau pengumpulan wakaf kita banyak, ini bisa jadi instrumen untuk membantu pemerintah (baru) kita, membantu santri-santri kita untuk makanan bergizi. Itu bisa kita ambil dari wakaf kita kalau jumlahnya sudah banyak," kata Kamaruddin dalam media gathering di Jakarta Pusat, Jumat, 11 Oktober 2024.

Jokowi Ikut Cawe-cawe Penyusunan Kabinet, Gibran: Keputusan Tetap di Prabowo

Siswa SD di Tangerang konsumsi menu Makan Bergizi Gratis (Foto ilustrasi)

Photo :
  • VIVA.co.id/Sherly (Tangerang)

Tidak hanya itu, wakaf juga dianggap dapat mengentaskan kemiskinan yang saat ini masih menjadi PR pemerintah Indonesia.

Jokowi Resmikan Istana Negara di IKN, Istana Garuda Diresmikan Prabowo

"Ini bisa menjadi instrumen dan sarana untuk membantu pemerintah, untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia," ujarnya.

Dia menyebutkan bahwa tugas untuk membantu yang membutuhkan itu bukan hanya tugas pemerintah, namun juga menjadi tugas masyarakat yang memiliki ekonomi berkecukupan.

Wakaf pun dinilai menjadi sarana dari agama Islam untuk berkontribusi bagi yang membutuhkan. "Untuk membantu orang yang membutuhkan itu bukan tugas pemerintah aja, tapi tugas bagi siapapun yang mampu secara ekonomi," katanya.

"Wakaf ini menjadi sarana dari agama kita (Islam) untuk membantu berkontribusi bagi yang membutuhkan,” ujarnya menambahkan.

Sebagai informasi, tanah wakaf saat ini juga ada yang digunakan untuk fasilitas pendidikan madrasah baik itu negeri atau pun swasta.

Dari data yang dikeluarkan BWI, madrasah negeri mencapai 1.180 lokasi, dengan total luas tanah sebesar 80.577.682 meter persegi.

Sementara itu madrasah swasta, yang berupa bangunan musala menempati 35.059, dengan total luas lahan sebesar 2.714.800.001 meter persegi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya