Gen Z Disebut Perlu Patahkan Stigma dan Sadari Realita saat Mulai Karir

Psikolog klinis Mira Tripuspita
Sumber :
  • VIVA.co.id/Foe Peace Simbolon

Jakarta, VIVA –  Generasi Z, alias Gen Z, mulai mendominasi dunia kerja. Memang mereka lahir di medio 1997-2012 atau tumbuh dalam era digital.

59% Gen Z dan Milenial Gunakan Paylater Untuk Atur Keuangan, Kok Bisa?

Desakan media sosial yang dikonsumsi setiap waktu serta pesan dari influencer jadi kiblat mereka dalam mengambil keputusan, termasuk ajakan jadi diri sendiri dan apa adanya dalam proses melamar pekerjaan. Psikolog klinis, Mira Tripuspita mengatakan memang baik bagi mereka punya ambisi, tapi harus diimbangi dengan realita guna menghindari stres.

"Oke banget punya ambisi, tapi perlu check-in dengan realita untuk menghindari stres. Fokus pada apa yang bisa kita kendalikan,” kata Mira dalam diskusi bertajuk 'Gen Z: Ambisi vs Kesehatan Mental' yang diselenggarakan Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa dan ITS (Institut Teknik Surabaya, Kamis, 10 Oktober 2024.

Bahlil Pastikan Pasokan BBM dan Listrik Aman Sambut Natal dan Tahun Baru

Ilustrasi Gen Z

Photo :
  • Pexels.com

Banyak stigma yang melekat pada Gen Z. Generasi yang melek teknologi ini dinilai punya sejumlah karakter khas. Semisal mereka dikenal sebagai generasi stroberi (buah merah yang cantik tapi rapuh), yang sangat sensitif dengan tekanan dunia luar. Anak-anak Gen Z, kata dia, menganggap kesehatan mental dan keseimbangan kerja-hidup sehari-hari sebagai prioritas utama.

80% Penumpang Gen Z dan Milenial, Begini Cara KAI Pikat Hati Anak Muda

‘’Mereka bahkan terbiasa melakukan self diagnosed yang tidak pernah dilakukan oleh generasi sebelumnya,” kata wanita yang juga VP Business Support, Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa itu.

Lebih lanjut Mira mengatakan, Gen Z kerap berpikir kurang jauh. Semisal, mereka punya ambisi untuk memiliki rumah, tapi enggan melakukan investasi. Mayoritas Gen Z pun dinilai berperilaku konsumtif, rutin menyambangi warung kopi untuk nongkrong.

Ilustrasi anak muda.

Photo :
  • Freepik/freepik

Ada pula wishlist negara yang wajib dikunjungi. Bahkan, lanjutnya, menurut penelitian, 75 persen Gen Z sudah memiliki setidaknya satu tiket konser untuk enam bulan ke depan. Semua itu dengan alasan demi healing, merilis stres.

"Konsep FOMO (Fear of Missing Out/ketakutan akan ketertinggalan), YOLO (You Only Live Once/ hidup hanya sekali), dan FOPO (Fear of People Opinion/ketakutan terhadap pendapat orang lain) mendukung seluruh ambisi itu," ujarnya lagi.

Kapal PIS.

Jaga Pasokan Energi Perode Nataru, PIS Kerahkan 326 Armada Tanker

PT Pertamina International Shipping (PIS) memastikan kelancaran distribusi BBM dan LPG sepanjang masa liburan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).

img_title
VIVA.co.id
20 Desember 2024