Ketua KY Yakin Ketulusan Prabowo Subianto Penuhi Kesejahteraan Hakim

Ketua Komisi Yudisial (KY) Amzulian Rifai
Sumber :
  • VIVA/Natania

Jakarta, VIVA – Ketua Komisi Yudisial atau KY, Prof Amzulian Rifai mengatakan, bahwa dirinya sudah bertemu dengan Presiden terpilih, Prabowo Subianto. Pertemuan itu turut membahas soal kesejahteraan gaji dan tunjangan hakim Indonesia, yang saat ini sedang dituntut para hakim.

Disambut Gibran, Prabowo Tiba di Indonesia Setelah Lawatan ke Sejumlah Negara

Amzulian meyakini, bahwa Prabowo nantinya akan tulus dan serius dalam memperhatikan kesejahteraan hakim.

"Saya meyakini ketulusan dan keseriusan Bapak Prabowo dalam merespon dan menindaklanjuti aksi Solidaritas Hakim Indonesia. Jauh sebelum adanya aksi tersebut, tepatnya 20 Mei 2024, saya pernah di undang Bapak Prabowo membahas tentang kesejahteraan hakim," ujar Amzulian kepada wartawan dikutip Kamis 10 Oktober 2024.

AKP Dadang Tembaki Rumah Dinas Kapolres hingga Prabowo Tunjukan 'Taring' Bela Palestina

Amzulian menjelaskan, bahwa saat pertemuan Prabowo mencatat semua masukan darinya. Dia turut memberikan masukan kepada Prabowo yakni berupa rumah dinas hingga fasilitas dan asuransi kesehatan hakim.

"Dalam pertemuan tersebut beliau didampingi oleh Prof Sufmi Dasco Achmad. Bapak Prabowo begitu serius dan mencatat masukan-masukan saya selaku Ketua KY. Beliau meminta masukan terkait rumah dinas, hal keuangan, fasilitas perumahan, dan asuransi kesehatan," jelasnya.

Sebelum Pulang ke Jakarta, Prabowo Ajak Foto Pegawai KBRI di Abu Dhabi

Prabowo juga merasa prihatin ketika mendengar cerita ada hakim yang meninggal di kamar kontrakan. Menurut Amzulian, Prabowo janji akan merealisasikan kesejahteraan hakim setelah dilantik sebagai Presiden.

"Beliau prihatin ketika saya informasikan beberapa hakim yang mulia dan wakil Tuhan itu meninggal di tempat kosan/ kontrakannya. Beliau berjanji akan memberikan atensi agar hakim dapat bekerja dengan independen, tidak korup dan itu harus dimulai dengan memperhatikan kesejahteraan mereka, 'Insya Allah setelah saya mendapatkan amanah sebagai Presiden, saya akan langsung aksi'. Semoga niat dan tekad Bapak Prabowo untuk mensejahterakan hakim dapat terlaksana dengan baik," bebernya.

Diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI yang juga Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, yang tengah menerima audiensi dari Solidaritas Hakim Indonesia (SHI) di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa, 8 Oktober 2024, secara tiba-tiba menelepon calon presiden terpilih Prabowo Subianto. 

Para hakim itu datang ke DPR untuk mengeluhkan rendahnya kesejahteraan yang diterima para “wakil Tuhan” itu di Tanah Air. Prabowo pun menyampaikan pandangannya melalui telepon yang didengarkan bersama-sama di hadapan para hakim.  

"Ini ada perwakilan hakim. Mohon izin bicara, Pak," kata Dasco menelepon Prabowo. 

Para audiens pun langsung bertepuk tangan mendengar suara Prabowo mengucapkan salam. Sambungan telepon itu kemudian didekatkan ke speaker oleh Dasco.

Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dan Presiden terpilih Prabowo Subianto.

Photo :
  • Istimewa

Berikut pernyataan Prabowo melalui sambungan telepon tersebut: 

Saudara-saudara sekalian, saya diberi tahu oleh Profesor Dasco bahwa ada pertemuan antara saudara-saudara perwakilan dari para hakim dengan pimpinan DPR.

Saya memang menaruh perhatian yang sangat besar, sudah sejak lama, terhadap para hakim. Saya berpendapat bahwa yudikatif kita harus sangat kuat dan karena itu pendapat saya dari dulu, saudara boleh cek di semua pidato saya di berbagai…juga tulisan saya, saudara bisa dipelajari rekam jejak saya, ucapan-ucapan saya, saya sangat berpendapat bahwa para hakim harus diperbaiki kualitas hidupnya dan harus dijamin supaya para hakim itu sangat mandiri, dan bisa menjalankan tugas sebagai hakim dengan sebaik-baiknya.

Karena itu dari dulu rencana saya ingin memperbaiki remunerasi penghasilan para hakim supaya menjadi sangat baik. Itu pandangan saya dari dulu. Dan ini bukan janji, karena kampanye sudah selesai. Jadi saya enggak perlu janji-janji. Tapi ini adalah keyakinan saya. Jadi saya minta para hakim sabar sebentar, iya kan, begitu saya memang menerima estafet, saya menerima mandat, dan saya menjalankan, saya benar-benar akan memperhatikan para hakim. 

Karena supaya negara kita bisa hilangkan korupsi, para hakim yang tidak boleh yang bisa disogok, para hakim tidak bisa dibeli, para hakim harus terhormat, para hakim harus mendapat perhatian dari negara, penghasilan yang memadai sehingga dia punya harga diri yang sangat tinggi dan dia tidak perlu untuk cari tambahan, itulah tekad saya, itulah keyakinan saya, untuk itu saya mohon bantuan saudara-saudara, marilah kita bersatu, kita benahi negara kita, kita yakinkan semua orang, semua pihak, apalagi mereka yang menerima fasilitas dari negara, para pengusaha-pengusaha besar itu bisa bayar pajak, bayar kewajiban mereka dengan sebaik-baiknya.

Kita semua harus bahu-membahu, yang kuat bantu yang lemah, yang lemah, kita harus bersatu jadi negara kita akan sama-sama akan bangkit, sama-sama akan makmur.

Saya kira itu para hakim yang saya hormati. Mohon sabar. Saya juga kaget saya mendengar kondisi kalian, tapi saya sudah merencanakan bagaimana kita memperbaiki kondisi kalian. Saya kira itu dulu sementara, saudara-saudara, pada saatnya nanti saya bisa minta waktu untuk saya bisa tatap muka dan bicara langsung dengan saudara-saudara.

Jadi, percayalah bahwa kunci dari negara yang maju, negara yang baik, dari negara yang bebas korupsi adalah hakim-hakim harus tidak boleh dibeli orang. Oleh karena itu hakim-hakim harus kuat dan kondisinya harus yang terbaik yang bisa kita bikin. Itu tekad saya. Sampai saya mengatakan, apa yang saya pelajari dari luar negeri, itu dari segi protokol kenegaraan, lord chief justice, dari Inggris itu berjalan langsung di belakang kepala negara. Di belakang raja. Jadi di depan Perdana menteri, jadi itulah demikian pentingnya mereka memandang yudikatif. Jadi demikianlah, marilah kita sama-sama memperbaiki negara kita.

Terima kasih. Wassalamualaikum. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya