3 Insiden di Gunung Rinjani sejak September 2024, Pendaki Asal Rusia Hilang
- VIVA.co.id/Satria Zulfikar (Mataram)
Lombok, VIVA – Sejak September 2024 lalu hingga awal Oktober ini, ada sebanyak tiga insiden pendaki di Gunung Rinjani, mulai jatuh dari tebing hingga hilang dan belum ditemukan hingga saat ini.
Catatan VIVA, seorang pendaki asal Rusia pada Kamis, 12 September 2024 dilaporkan hilang di Gunung Rinjani. Hingga saat ini pendaki diduga ilegal bernama Mordovina Alexandra (44) belum ditemukan.
Sebelum hilang, Mordovina menulis pesan kepada rekannya berbunyi “I Climbed a Volcano” pada 30 Agustus 2024. Namun itu menjadi pesan terakhirnya.
Sebenarnya, sesuai standar operasional prosedur Tim SAR, pencarian hanya dilakukan selama satu pekan, namun atas permintaan Rusia, pencarian kembali dilakukan.
Tim SAR gabungan mencari korban dengan metode penyisiran hingga menggunakan drone thermal, namun korban hingga saat ini belum ditemukan.
Kemudian pada Kamis, 3 Oktober lalu seorang pendaki ilegal lagi-lagi asal Rusia terjatuh di Pos 2 Jalur Sembalun. Pendaki tersebut menggunakan jalur tikus untuk naik guna menghindari pemeriksaan petugas.
Namun apesnya, pendaki yang tidak diungkapkan namanya tersebut terjatuh di lereng terjal dan mengalami patah tulang. Tim evakuasi pun dibuat kewalahan untuk memberikan pertolongan kepada korban, hingga korban berhasil dilarikan ke rumah sakit.
Terakhir, pada Selasa, 8 Oktober 2024 kemarin, jenazah Kaifat Rafi Mubarok (16) pendaki asal Jakarta ditemukan di bawah tebing kaldera oleh Tim SAR gabungan.
Koran terjatuh dari atas tebing yang memiliki ketinggian ratusan meter pada Minggu, 29 September 2024. Saat itu SAR gabungan mulai melakukan pencarian terhadap korban dan bahkan drone thermal dikerahkan untuk mendeteksi korban.
“(Ditemukan) ratusan meter dari lokasi yang ditentukan oleh saksi mata, yaitu teman korban,” kata Kepala Kantor SAR Mataram, Lalu Wahyu Efendi.
Hingga saat ini Tim SAR tengah mempersiapkan proses evakuasi terhadap jasad korban, mengingat medan yang cukup menyulitkan untuk proses evakuasi.
“Proses evakuasi ini membutuhkan waktu yang cukup lama, mengingat medan yang sangat terjal dan kondisi cuaca yang tidak menentu,” ujarnya.
Hingga kini Tim SAR gabungan masih berupaya mengevakuasi jenazah korban yang terjebak. Medan yang curam serta cuaca yang dapat berubah-ubah menyulitkan proses evakuasi sejak kemarin.