Pengamat Militer Sebut TNI Semakin Kuat Berkat Modernisasi Alutsista
- Dispen Kormar
Jakarta, VIVA –  Di usia ke-79, Tentara Nasional Indonesia (TNI) terus memperkuat dirinya melalui langkah-langkah signifikan dalam modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista).
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menilai bahwa TNI telah berhasil meningkatkan kualitas alutsistanya di semua matra, baik TNI AD, TNI AL dan TNI AU.
"Saya kira TNI berhasil melakukan sejumlah langkah maju dalam rangka meningkatkan kekuatan tempur-nya, baik di AD, AL dan AU," kata Fahmi dilansir Antara, Selasa (8/10/2024).
Menurut Fahmi, peningkatan kualitas alutsista ini merupakan langkah yang sangat tepat, mengingat kemampuan militer negara lain yang terus berkembang.
Dengan teknologi alutsista yang semakin canggih, Fahmi yakin bahwa TNI akan semakin diperhitungkan oleh negara-negara lain.
Langkah-langkah modernisasi ini tidak hanya terbatas pada peningkatan kualitas, tetapi juga penambahan kuantitas alutsista.
Beberapa waktu belakangan, TNI telah melakukan sejumlah pengadaan besar. Salah satunya adalah pembelian 42 unit pesawat tempur Rafale dari Prancis yang akan memperkuat TNI Angkatan Udara (AU).
Selain itu, TNI AU juga menambah lima pesawat Hercules C-130 J, sementara TNI Angkatan Laut (AL) meningkatkan armadanya dengan pembelian kapal perang Pattugliatore Polivalente d’Altura (PPA) dari Italia serta fregat canggih dari Turki.
TNI AL juga tengah menunggu kedatangan kapal selam Scorpene dari Prancis, yang akan semakin memperkuat kemampuan patroli bawah laut Indonesia.
Meski berhasil memperkuat diri lewat modernisasi alutsista, Fahmi mengingatkan bahwa TNI masih menghadapi berbagai tantangan lain, salah satunya serangan siber yang semakin marak.
Menurutnya, TNI harus meningkatkan pertahanan siber melalui pengembangan teknologi serta kualitas sumber daya manusia (SDM).
Namun, upaya ini tidaklah mudah. Salah satu tantangan utama yang dihadapi TNI dalam memperkuat pertahanan siber adalah alokasi anggaran. Investasi besar dibutuhkan untuk membangun infrastruktur dan teknologi siber yang mumpuni, selain menyiapkan personel yang terlatih dalam bidang ini.
Sehingga dengan dukungan politik dan anggaran cukup, lanjut Fahmi, hal-hal tersebut akan dilalui demi terciptanya kekuatan pertahan siber yang besar. (Ant)