Transformasi Digital Era Jokowi Naik 82,6 Persen, Menjangkau Daerah 3T
- Setpres
Jakarta, VIVA – Dalam periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo, transformasi digital di Indonesia mengalami lompatan besar.
Salah satu pencapaian signifikan adalah konektivitas internet di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), yang kini telah mencapai 82,6% dari total penduduk.
Sebanyak 8,1 juta orang dari total sekitar 9,8 juta penduduk di wilayah ini, kini sudah memiliki akses internet. Hal ini membuka peluang baru bagi perkembangan ekonomi dan akses informasi bagi masyarakat yang sebelumnya terisolasi dari kemajuan digital.
Potensi ekonomi digital Indonesia juga diproyeksikan akan tumbuh pesat, dengan estimasi peningkatan hingga empat kali lipat pada tahun 2030.
Bonus demografi yang akan mencapai puncaknya pada tahun tersebut, di mana 68% penduduk berada dalam usia produktif, hal ini menjadi salah satu pendorong utama.
Selain itu, Indonesia mencatat jumlah ponsel aktif yang mencapai 354 juta, jauh melampaui jumlah penduduk yang sekitar 280 juta jiwa, sehingga mempertegas kesiapan negara dalam menyambut era digital.
Pembangunan Infrastruktur Digital yang Telah Tuntas
Presiden Jokowi juga berhasil menuntaskan sejumlah pembangunan infrastruktur digital yang krusial. Salah satunya adalah digitalisasi penyiaran televisi nasional melalui migrasi siaran analog ke digital, dengan distribusi lebih dari 1,3 juta set top box (STB) kepada rumah tangga miskin.
Selain itu, program penyediaan layanan mobile broadband 4G telah rampung di 6.672 lokasi, terutama di daerah 3T.
Pengoperasian jaringan tulang punggung Palapa Ring juga telah berjalan penuh, dengan pemanfaatan di 57 kabupaten/kota mencapai 57 persen.
Selain itu, pengujian perangkat dengan standar internasional melalui Indonesian Digital Test House (IDTH) juga telah diluncurkan, didukung oleh spektrum frekuensi radio sebesar 1.720 MHz.
Pusat Data Nasional (PDN) yang berlokasi di Cikarang dan Batam juga telah disiapkan sebagai basis konsolidasi data nasional.
Kemudian, menjelang akhir 2023, Satelit Republik Indonesia-1 (SATRIA-1) akan resmi beroperasi, yang mana diharapkan menjadi tonggak penting dalam mendukung akses digital yang lebih luas di seluruh pelosok negeri.