Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah dan BRGM Ajak Publik Peduli Gambut dan Mangrove

MLH Muhammadiyah dan BRGM Gelar Pelatihan Peduli Gambut-Mangrove di UM Pontianak
Sumber :
  • MLH PP Muhammadiyah

Jakarta, VIVA – Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Pusat Muhammadiyah, bersama dengan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove atau BRGM, mengajak publik untuk lebih peduli terhadap gambut dan mangrove.

Wapres Gibran Sebut Kunci di Kabinet Merah Putih Ada di Muhammadiyah

Untuk itu, MLH PP Muhammadiyah dan BRGM tersebut menggelar pelatihan mubalight/ mubalighot Muhammadiyah peduli Gambut dan Mangrove, di Universitas Muhammadiyah Pontianak, Kalimantan Barat.

Ketua MLH PP Muhammadiyah, Azrul Tanjung, melalui keterangan persnya menilai penting untuk meningkatkan kapasitas mubalight Muhammadiyah agar terlibat aktif dalam dakwah lingkungan. Jelas dia, Muhammadiyah menganggap beragama tidak saja ibadah ritual, tapi juga membangun menanamkan nilai-nilai kebaikan pembaharuan demi kemajuan kehidupan masyarakat. Dari situlah kemudian MLH PP Muhammadiyah bersama BRGM berkolaborasi.

Intip Aksi Hijau yang Dilakukan Marcella Zalianty Jolene Marie Rotinsulu, dan Jola Sharon

Jelas Azrul, persoalan gambut dan mangrove tidak saja masalah lingkungan, tetapi juga bisa menjadi entitas bisnis. Gambut dan mangrove dapat menjadi bagian dari bisnis karbon. Jelas dia, karena keduanya merupakan penyerap karbon yang dapat mengurangi emisi karbon.

Selain itu, gambut dan mangrove dapat dijadikan sebagai kawasan wisata serta menjadi salah satu sumber mata pencaharian masyarakat nelayan.

Tukar Poin Jadi Pohon Bantu Kurangi Emisi Karbon

“Nanti misal di area mangrove itu kita beri kepiting, biar bisa dimanfaatkan masyarakat”, katanya, saat memberikan sambutan di UM Pontianak, Jumat 4 Oktober 2024.

Kepala Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi BRGM, Suwignya Utama, menjelaskan bahwa memulihkan ekosistem mangrove juga menjaga keseimbangan ekosistem pesisir. Dengan begitu, bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi dampak perubahan iklim.

Ia pun menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi kerusakan gambut dan mangrove saat ini. Dia mencontohkan di Jepara. Dalam kurun waktu 30 tahun telah kehilangan daratan sekitar 5,1 km. Sehingga butuh penanganan serius dalam  menangani gambut dan mangrove.

Suwignya berharap, melalui pendekatan moral keagamaan seperti yang BRGM lakukan dengan PP Muhammadiyah, persoalan ini bisa diatasi. Yakni melalui pesan-pesan dakwah lingkungan.

“Karena menjaga lingkungan juga bagian dari ibadah,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya