DPR Gandeng Parlemen Papua Nugini, Puan Singgung Pentingnya Solidaritas Sesama Negara Melanesia

Ketua DPR Puan Maharani dan Ketua Parlemen Papua Nugini Job Pomat
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta, VIVA - Ketua DPR RI, Puan Maharani melakukan pertemuan dengan Ketua Parlemen Papua Nugini, Job Pomat. Pertemuan dua tokoh itu dilakukan di komplek parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, 27 September 2024. 

Sidang JBC Ke-38 Jadi Upaya Bersama RI-PNG untuk Kemajuan Kawasan Perbatasan

Agenda pertemuan keduanya untuk memperkuat hubungan bilateral antar RI-Papua Nugini serta membahas potensi kerja sama ke depan.

Puan dalam pertemuan itu menyampaikan pentingnya solidaritas antar sesama negara Melanesia. Saat pertemuan, Puan turut didampingi Wakil Ketua DPR RI, Lodewijk F. Paulus dan Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Utut Adianto. 

Puan Sebut Kenaikan PPN 12 Persen Amanat UU Tapi Harus Cermat

“Sebagai negara tetangga Indonesia di sebelah timur, pertemuan ini menunjukkan diplomasi Indonesia harus seimbang, yaitu harus memperhatikan negara tetangga kita juga di timur. Dan, tidak hanya memperhatikan persaingan antar negara besar,” kata Puan. 

Puan mengatakan dalam pertemuan, dirinya dan Job Pomat juga menyampaikan komitmen untuk saling memberi dukungan dan saling menghormati atas kedaulatan.

RUU Penggunaan Hijab yang Ketat di Iran Tersendat Karena di Veto Presiden

Dia berharap apa yang dibicarakan terkait isu kedaulatan bisa dibawa hingga ke forum internasional termasuk KTT Melanesian Spreadhead Group (MSG) pada November 2024, sebagai bagian dari bentuk solidaritas.

Photo :
  • VIVA.co.id/Edwin Firdaus

Pun, ia ingin mengapresiasi dukungan yang konsisten Papua Nugini kepada Indonesia pada forum regional dan sub-regional. 

"Saya juga mendorong untuk memperkuat hubungan antar masyarakat (people-to-people contact) kedua negara. Bisa dengan dengan pertukaran kunjungan antara generasi muda, ataupun melalui kerja sama pendidikan antara kedua negara,” kata Puan.

Kata dia, RI dan Papua Nugini merupakan kekuatan ekonomi yang besar di Pasifik. Dengan demikian, kerja sama antar-parlemen akan punya dampak besar bagi kemakmuran Pasifik. 

Menurut Puan, jika kedua negara ini bergabung akan memiliki potensi besar yang menguntungkan.

“Saya mencatat perkembangan nilai perdagangan kedua negara selama periode 5 tahun terdapat kenaikan rata-rata 9,2 persen. Untuk itu, kelanjutan pembahasan Preferential Trade Agreement (PTA) menjadi sangat penting,” kata Ketua DPP PDIP itu. 

Lebih lanjut, dia menatakan dirinya melakukan diplomasi parlemen selama 5 tahun terakhir bukan hal yang mudah. Terlebih saat dunia menghadapi multi krisis, dunia yang unsustainable. Kemudian, menghadapi krisis seperti pandemi COVID-19. Belum lagi adanya ketegangan geopolitik global, perang, perubahan iklim, perlambatan pertumbuhan ekonomi global, hingga masalah ketahanan pangan.

Selain itu, Puan menerangkan selama ini bersama anggota DPR lainnya tidak henti-hentinya menyuarakan kemerdekaan Palestina baik di dalam forum parlemen internasional maupun pertemuan bilateral dengan negara sahabat.

“Saya sendiri secara konsisten di forum Parlemen internasional menyuarakan kemerdekaan Palestina, memperjuangkan pemberdayaan perempuan terutama dibidang politik, dan memperjuangkan budaya damai (culture of peace) dalam penyelesaian masalah,” kata Puan.

Seusai dialog, pertemuan dilanjutkan dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) terkait kerjasama DPR RI dengan Parlemen Papua Nugini. Penandatanganan MoU itu dilakukan oleh Puan dan Job Pomat. 

Isi MOU itu sendiri yakni kesepakatan untuk saling kunjung antara pimpinan dan anggota parlemen kedua negara, saling mendukung dalam forum parlemen internasional, peningkatan kapasitas (capacity building).

Kemudian ada juga kerja sama praktik baik (best practices), dan pengalaman terkait fungsi Parlemen di bidang legislatif, anggaran, pengawasan dan juga kerja sama antar sekretariat Parlemen kedua negara untuk mendukung fungsi parlemen.

Setelah pendandatangan MoU, Puan lantas mengajak Ketua Parlemen Papua Nugini dan delegasi untuk melihat Gedung Nusantara DPR atau lebih dikenal Gedung Kura-Kura.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya