Periset BRIN Masuk Daftar Top 2% Ilmuwan Dunia, DPR: SDM RI Memang Mampu Bersaing
- www.pixabay.com/Prylaler
Jakarta, VIVA - Kabar yang membanggakan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) karena sembilan perisetnya masuk dalam daftar Top 2% ilmuwan dunia versi Stanford University. Pencapapaian itu jadi perhatian DPR RI karena dinilai bukti penelitian Indonesia diakui secara global.
"Pencapaian ini menunjukkan bahwa hasil riset para ilmuwan BRIN memiliki dampak signifikan dan diakui secara global. Kami mengapresiasi pencapaian tersebut," kata Anggota Komisi VII DPR RI Abdul Kadir Karding, Kamis, 26 Septembe 2024.
Karding menuturkan, pencapaian yang didapat sembilan periset BRIN itu bisa jadi motivasi bagi periset lain di Tanah Air untuk terus meningkatkan kualitas riset mereka.
“Keberhasilan ini mencerminkan bahwa BRIN telah berhasil menciptakan ekosistem riset yang baik sehingga menghasilkan pengakuan dari dunia internasional,” ujar Karding.
World Ranking Scientist yang dirilis oleh Stanford University dan dipublikasikan Elsevier pada 16 September 2024 didapat atas pemeringkatan yang menggunakan pengukuran sistem metrik berbasis dampak ilmiah. Hal itu meliputi jumlah publikasi, sitasi, dan pengaruh jangka panjang dari karya-karya ilmiah yang dihasilkan para periset di berbagai bidang.
Ada 100 ribu ilmuwan teratas berdasarkan c-score dan persentil 2% tertinggi di 174 sub-bidang ilmu dengan data kutipan yang diperbarui hingga akhir 2023. Dari 150 ilmuwan Indonesia yang masuk kategori For The Single Year Data List, sembilan periset BRIN itu diakui berbagai bidang yakni Geokimia, Bilogi Laut, Kecerdasan Buatan dan Kedokteran.
Karding menyampaikan keberhasilan 9 periset BRIN menembus peringkat elite itu mesti dibarengi dengan peningkatan fasilitas terhadap para peneliti atau penelitian di Indonesia. Ia bilang demikian karena sumber daya manusia atau SDM bisa bersaing di global.
"Karena SDM Indonesia memang mampu bersaing di kancah internasional, maka harus didukung negara di antaranya melalui peningkatan fasilitas dan biaya riset," tutur Legislator dari Dapil Jawa Tengah VI itu.
Lebih lanjut, dia menuturkan ada beberapa bidang riset yang perlu lebih diperhatikan di masa depan. Mulai dari pengembangan teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), dan teknologi hijau.
“Riset dalam bidang kesehatan, termasuk untuk menanggulangi penyakit menular, penyakit kronis, serta teknologi medis juga sangat penting untuk dikembangkan. Karena hasil-hasil riset tersebut dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan sebagai upaya menghadapi tantangan kesehatan global,” tutur Karding.
Kemudian, dia juga mengingatkan bahwa inovasi dan penelitian di berbagai bidang sangat penting untuk kemajuan masyarakat Indonesia. Karding menyebut riset yang dilakukan peneliti dapat mendorong inovasi dan meningkatkan daya saing Indonesia di dunia internasional.
"Mengingat tantangan perubahan iklim dan degradasi lingkungan, riset yang fokus pada keberlanjutan, konservasi, dan teknologi ramah lingkungan sangat diperlukan untuk menjaga kelestarian alam dan mendukung pembangunan berkelanjutan," ujar Karding.
Adapun berikut nama 9 periset BRIN yang masuk daftar ilmuwan top 2% dunia versi Stanford:
1. Prof. DR. Danny Hilman Natawidjaja, adalah peneliti ahli utama BRIN di bidang riset kebencanaan.
2. Dr. Ratih Pangestuti, adalah peneliti ahli utama BRIN di bidang teknologi dan proses pangan.
3. Prof. Muhammad Reza Cordova, adalah peneliti ahli utama BRIN di bidang Oseanografi.
4. Dr. rer. nat. Andri Frediansyah, adalah peneliti ahli utama BRIN di bidang teknologi dan proses pangan.
5. Prof. Ahmad Najib Burhani, adalah profesor riset, peneliti ahli utama sekaligus kepala organisasi riset Ilmu Pengetahuan Sosial Humaniora BRIN.
6. Rezzy Eko Caraka, S.SI., M.Sc(RE)., Ph.D., adalah peneliti ahli muda pusat riset sains data dan informasi BRIN.
7. dr. Zulvikar Syambani Ulhak, Ph.D., adalah peneliti ahli muda, pusat riset kedokteran preklinis dan klinis BRIN.
8. Muhammad Adly Rahandi Lubis, S.Hut., Ph.D., adalah peneliti ahli utama pusat riset Biomassa dan Bioproduk BRIN.
9. Dr. Agung Dwi Laksono, adalah peneliti utama BRIN di bidang pusat riet kesehatan masyarakat.