Pemerintah Gencar Lakukan 6 Upaya Ini untuk Tekan Emisi Nasional

Airlangga Hartarto dalam Kumparan Green Initiative Conference 2024
Sumber :
  • Kemenko Perekonomian RI

Jakarta, VIVA – Menekan emisi nasional menjadi salah satu fokus utama pemerintah Indonesia dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan mencapai pembangunan berkelanjutan.

Indonesia dan Tantangan Emisi Karbon, Mengapa Kita Harus Peduli?

Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi melalui dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC).

Komitmen tersebut mencakup lima sektor utama yaitu limbah, proses industri dan penggunaan produk, pertanian, kehutanan serta penggunaan bahan lainnya, dan sektor energi yang juga mencakup sektor transportasi. Berikut 6 upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk menekan emisi nasional!

Ratusan Relawan Anak Muda Peduli Krisis Iklim Bergabung Sebagai SDGs Hero Volunteer

1. Penggunaan Bahan Bakar yang Lebih Ramah Lingkungan

Airlangga Hartarto dalam Kumparan Green Initiative Conference 2024

Photo :
  • Kemenko Perekonomian RI
Tukar Poin Jadi Pohon Bantu Kurangi Emisi Karbon

Pemerintah beralih dari bahan bakar RON 88 ke bahan bakar dengan RON yang lebih tinggi, serta mendorong penggunaan kendaraan berbasis baterai listrik.

“Indonesia merencanakan berbagai mitigasi, termasuk perubahan RON ke RON yang lebih tinggi. Alhamdulillah RON 88 sudah tidak ada dan kita juga mendorong program berbasis baterai listrik,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Kumparan Green Initiative Conference 2024 di Jakarta, Selasa (24/09/2024).

2. Program Biodiesel

Menko Airlangga juga memamerkan keberhasilan Indonesia dalam menerapkan program biodiesel yang menunjukkan kontribusi positif bagi perekonomian dan ketahanan energi nasional.

“Indonesia juga satu-satunya negara yang mendorong mandatory diesel dan ini sudah kita laksanakan B35 dan akan dinaikkan menjadi B40 di tahun 2025. Biodiesel ini memanfaatkan 54,52 juta kiloliter dan mengurangi impor solar. Devisa yang diselamatkan sebesar Rp404,32 triliun,” terangnya.

Dilansir dari situs resmi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, sejak tahun 2020 Indonesia memang telah mencatat penurunan emisi karbon yang signifikan, yaitu 945 juta ton CO2 ekuivalen pada 2020, 890 juta ton CO2 ekuivalen pada 2021, dan 884 juta ton CO2 ekuivalen pada 2022.

3. Penerapan Teknologi CCUS

Airlangga Hartarto dalam Kumparan Green Initiative Conference 2024

Photo :
  • Kemenko Perekonomian RI

Menko Airlangga kemudian menjelaskan tentang teknologi Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) yang diterapkan di beberapa daerah di Indonesia, seperti Arun, Teluk Bintuni, dan Bojonegoro. Ia juga menyampaikan bahwa CCUS ini berfungsi seperti gudang bawah tanah, yang terbentuk akibat proses ekstraksi gas dan minyak.

“Potensi warehouse atau gudang bawah tanah di Indonesia ini salah satu yang terbesar. Market-nya sekarang sekitar 25 sampai 30 dolar per ton dan kita perlu mendorong regulasinya,” kata Airlangga.

“Berapa yang kita bisa serap dari market internasional dan berapa domestic market obligation-nya. Kalau kita bisa lakukan ini maka kita bisa tarik dari PLTU. Persoalan PLTU kan bukan tidak boleh daripada pembangkitnya tetapi yang penting net zero emission-nya,” sambungnya.

4. Teknologi Pembakaran Blue Ammonia dan Likuifikasi Karbon

Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan bahwa untuk mencapai net zero emission, Indonesia bisa menggunakan teknologi seperti pembakaran yang dicampur dengan blue ammonia dan memanfaatkan proses likuifikasi karbon. 

“Kemudian net zero emission-nya bisa kita tarik dengan pembakaran yang dicampur dengan blue ammonia, kemudian juga bisa karbonnya di likuifikasi, ditransportasikan, dan dimasukkan kembali ke dalam tanah. Dengan itu Indonesia bisa menyelesaikan net zero emission,” ujar Airlangga.

5. Percepatan Infrastruktur Kendaraan Listrik dan Transportasi Publik

mobil listrik bekas

Photo :
  • Arianti Widya

Pemerintah juga mendorong percepatan infrastruktur kendaraan listrik dan penerapan green energy, terutama transportasi publik. Saat ini, Jakarta dinilai lebih maju dalam penggunaan green energy dibandingkan daerah lain, sehingga diharapkan daerah lain segera menyusul.

6. Partisipasi dalam Inisiatif Global

Pemerintah menerapkan kebijakan untuk mendorong transportasi berbasis listrik dengan cara Indonesia turut aktif dalam inisiatif global terkait green energy, seperti ASEAN Zero Emission Community, Just Energy Transition Partnership Program, dan Indo-Pacific Economic Framework (IPEF).

“Green economy ini juga ada pendanaan yang disediakan oleh U.S. dan investment banking. Sehingga dengan demikian berbagai inisiatif disiapkan dan Indonesia sudah mendorong beberapa pipeline antara lain yang mereka sangat minat adalah geothermal  energy dan waste to energy,” kata Menko Airlangga.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya