Calon Dewas KPK Liberti Sitinjak Kasih Nilai 6 Terkait Korupsi di Lapas

Calon Dewas KPK saat jalani tes wawancara di Gedung Setneg RI, Jakarta Pusat
Sumber :
  • VIVA.co.id/Zendy Pradana

Jakarta, VIVA – Calon Anggota Dewas KPK, Liberti Sitinjak mengatakan bahwa sampai saat ini masih marak terjadinya kasus korupsi di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Liberti pun memberikan angka 6 ketika diminta untuk memberikan penilaian dari 1-10.

KPK Periksa Bupati Situbondo soal Kasus Korupsi Dana PEN, Bakal Langsung Ditahan?

Hal itu disampaikan oleh Liberti ketika tengah menjalani tes wawancara calon Dewas KPK di Gedung Sekertariat Negara (Setneg) RI pada Jumat, 20 September 2024. Saat itu, yang bertugas menjadi panelis yakni eks Wakil Ketua KPK, Laode M. Syarif.

Diketahui, Liberti pernah menjabat Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Sulawesi Selatan. 

Agus Ardianto: Ada 113 Napi 'Gembong Narkoba' Dipindahkan ke Nusa Kambangan

"Saya ingin tes kejujuran dulu. Bapak hampir seluruh kariernya itu bekerja di Lapas. Sebenarnya seberapa korupsi lapas itu Pak?," tanya Laode saat tes wawancara.

Calon Dewas KPK saat jalani tes wawancara di Gedung Setneg RI, Jakarta Pusat

Photo :
  • VIVA.co.id/Zendy Pradana
KPK Terima 21.189 Laporan Dugaan Korupsi Selama 5 Tahun, Terbanyak Jakarta

Kemudian, Liberti langsung menjawab pertanyaan dari panelis. "Kalau kita melihat, mencoba memunculkan sebuah angka 1-10, saya pikir koruptifnya itu di angka 6," jawab Liberti.

Setelah itu, Laode pun menanyakan kepada Liberti terkait dengan modus yang paling sering terjadi di lingkungan Lapas.

"Modusnya sebenarnya gampang dibaca Pak, kepentingan-kepentingan individu yang menurut saya ada sebuah proses yang dijalani dari dulu. Menurut saya itu sudah ada sifat konsumerisme," ucap Liberti.

Laode mencecar soal upaya yang dilakukan oleh Liberti saat mengetahui adanya praktik tersebut. Khususnya, saat Liberti menjabat Kepala Lapas Kelas IIA, Abepura. 

"Apa yang bapak lakukan sebagai Kepala Lapas Kelas II Abepura untuk mengurangi yang 6 tadi itu menjadi ya jadi 2 lah?," tanya Laode. 

Lalu, Liberti menjelaskan strateginya. "Saya mulai dari diri sendiri Pak, saya Kepala Lapas di Abepura. Saya sengaja menjemur pakaian yang saya cuci itu setengah 8 (07.30), supaya dilihat bahwa saya tidak menggunakan napi untuk mencuci pakaian saya, itu salah satu yang saya lakukan," jawab Liberti. 

Jadi, Liberti akan menerapkan pada diri sendiri. "Saya akan membuktikan dari diri saya sendiri karena saya dulu yang harus menjalankan dan menjadi contoh. Setengah 8 itu karena kami apel jam 8, pegawai sudah mulai masuk setengah 8, saya sengaja menjemur kain itu, mereka lihat, 'bapak tuh cuci sendiri', akhirnya baju saya, saya langsung cuci sendiri," pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya