450 Bus Kota Ramah Lansia Siap Layani Jemaah Haji Indonesia di 22 Rute Strategis
- Kemenag
Jakarta, VIVA – Kementerian Agama (Kemenag) menegaskan bahwa seluruh armada Bus Shalawat yang melayani jamaah haji Indonesia pada musim haji 1445 H/2024 M telah menggunakan jenis bus kota. Bus ini memiliki desain bodi rendah yang mempermudah akses penumpang, terutama untuk naik turun.
Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri (Diryanlu) Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Subhan Cholid, menyatakan bahwa penggunaan bus kota ini sejalan dengan upaya pemerintah menyediakan layanan haji yang ramah bagi lansia.
Subhan juga menyebutkan bahwa selain bus kota dengan puluhan kursi, terdapat juga bus kota VVIP. Bus ini dilengkapi dengan jalur lipat di pintunya untuk memfasilitasi penumpang yang menggunakan kursi roda.
"Jenis bus ini terbatas di Arab Saudi, dan saat ini hanya ada 25 unit dari total armada yang tersedia,"Â ungkap Subhan Cholid di Jakarta, dikutip dari laman Kemenag Rabu, 18 September 2024.
"Dari 25 unit itu, 20 di antaranya telah kami kontrak untuk layanan Shalawat, sementara lima lainnya dimiliki oleh perusahaan lain yang tidak kami kontrak," lanjut Subhan.
Menurut Subhan, fakta ini perlu dipahami oleh masyarakat. Artinya, kata dia, seluruh bus VIP untuk layanan lansia sudah kami sewa, jumlahnya memang hanya 20. Perbedaannya dengan bus kota biasa adalah jumlah kursinya yang lebih sedikit.
Subhan Cholid menjelaskan bahwa layanan Bus Shalawat untuk mengangkut jamaah haji Indonesia pertama kali diperkenalkan pada tahun 2008. Saat itu, pemerintah Saudi sedang melakukan pembongkaran hotel di sekitar Masjidil Haram, khususnya di wilayah Syib Amir, yang mengakibatkan terbatasnya ketersediaan akomodasi di sekitar Masjid.
"Pada saat itu, jarak terdekat rumah jamaah haji Indonesia dari Masjidil Haram adalah 2 km. Rumah yang dekat dengan Haram yang tidak dibongkar mengalami kenaikan harga, sehingga di luar anggaran," kenang Subhan Cholid.
"Beberapa rumah terjauh bahkan berjarak lebih dari 10 km dari Masjidil Haram, di wilayah seperti Hijrah, Mukhathat Bank, Bakhutmah, Kholidiyah, Syauqiyah, hingga Ka'kiyah," tambahnya.
Sejak saat itu, konsep angkutan Shalawat mulai diperkenalkan. Pada 2010, bus kota dengan bodi rendah yang memiliki tiga pintu masih sangat terbatas, dan hanya dimiliki oleh satu perusahaan, yaitu Saptco. Bus ini digunakan untuk melayani rute Jamarat-Mahbas Jin-Bab Ali.
Pada 2011-2012, pemerintah Indonesia menetapkan jarak terjauh pemondokan jamaah menjadi 2,5 km, namun tanpa layanan angkutan Shalawat. Namun, pada tahun 2013, populasi bus kota untuk transportasi massal mulai meningkat, sehingga layanan Shalawat dapat disiapkan lebih rinci dengan melibatkan personel dari Kementerian Perhubungan dan Sekolah Tinggi Angkutan Darat.
Pada musim haji 1445 H/2024 M, pemerintah menyiapkan 450 Bus Shalawat untuk melayani jamaah di Makkah. Sebanyak 76 halte disiapkan di 22 rute bus, yang melewati area pemondokan jamaah Indonesia di daerah Syisyah, Raudhah, Jarwal, Misfalah, dan Rei Bakhsy