Temui Parlemen Uzbekistan, Ibas Dorong Penguatan Kerja Sama: Kita Siap Kolaborasi

Ketua Grup Kerjasama Bilateral RI-Uzbekistan Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas (tengah).
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta, VIVA -  Grup Kerjasama Bilateral Indonesia (GKSB) dari DPR RI menyambangi Uzbekistan dalam kunjungan kerja. Rombongan GKSB yang dipimpin Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas dari Fraksi Partai Demokrat sempat bertemu dengan perwakilan parlemen Uzbekistan di Tashkent yaitu Oliy Majlis.

Megawati Melawat ke Rusia dan Uzbekistan: Beri Kuliah Umum-Terima Gelar Doktor Kehormatan

Ibas bersama anggota GKSB lainnya melakukan pertemuan bilateral dengan Head of friendship group Uzbekistan-RI Erkin Salikhov sebagai ketua delegasi dan beberapa anggota parlemen lainnya.

Menurut dia, yang pertama, Ibas menyampaikan terima kasih karena diberikan kesempatan untuk melakukan pertemuan bilateral ke Uzbekistan. Padahal, kata dia, parlemen Uzbekistan saat ini tengah sibuk lantaran akan memasuki Pemilu Legislatif yang tinggal beberapa bulan lagi.

Pertamina Ungkap ESG Kini Jadi Syarat Kerja Sama dalam Bisnis Global

“Saya paham ini mungkin waktu yang sibuk, tapi saya yakin Pemilu akan berjalan dengan lancar dan damai,” kata Ibas dalam keterangannya pada Minggu, 15 September 2024.

Ibas bilang, RI juga akan memulai era baru di bawah kepemimpinan Presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto. Menurut dia, RI berkomitmen untuk mendorong pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Selain itu, ia menuturkan ada kepercayaan terhdap pemerintahan baru akan memfokuskan pertumbuhan ekonomi berkeadilan.

Lawatan Prabowo Ke-4 Negara ASEAN Demi Perkuat Kerja Sama Pertahanan di Kawasan

“Demikian dengan pemilu Uzbekistan mendatang juga akan menghadirkan momen penting untuk membentuk jalan bangsa menuju kesejahteraan yang lebih besar," ujar Ketua Fraksi Demokrat di DPR itu.

Ketua Grup Kerjasama Bilateral RI-Uzbekistan Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas.

Photo :
  • Istimewa

Pun, ia menaruh harapan agar berharap kolaborasi antara negara melalui parlemen RI dan Uzbekistan terus harmonis. Lalu, pemerintahan kedua negara juga bisa lebih erat menuju tujuan kehidupan bersama tentang kesejahteraan, kesetaraan, dan keberlanjutan.

Kata Ibas, bagi RI, negara Uzbekistan adalah mitra strategis penting. Sebagai bangsa terbanyak penduduknya di Asia Tengah, Uzbekistan memiliki cadangan besar gas alam, minyak bumi dan batu bara. 

“Lebih luas, Asia Tengah memiliki potensi yang berlimpah terkait sumber daya alam dan secara geografis terletak dilokasi yang strategis. Sehingga merupakan pemain kunci dalam membentuk global landscape politik dan ekonomi dunia,” tutur Ibas.

Lebih lanjut, merujuk sejarah, ia menjelaskan wilayah ini terkenal sebagai jantung jalan sutra ‘Silk Road’. Kata dia, Uzbekitan sudah berperan penting dalam membina daerah terintegrasi. 

Ibas mengakui kepemimpinan Uzbekistan memulai banyak proyek, yang dimaksudkan untuk mempromosikan konektivitas wilayah dan integrasi melalui trans-regional inisiatif. 

“Ini menunjukkan posisi Uzbekistan sebagai pemimpin kunci di wilayah, berkontribusi secara signifikan terhadap stabilitas secara keseluruhan dan perkembangan wilayah,” ujar Ibas.

Di sisi lain, kata Ibas, RI berdiri sebagai negara terbanyak keempat di dunia dan ekonomi terbesar di ASEAN. Dengan penduduk lebih dari 280 juta, Indonesia menghadirkan pertumbuhan yang luas dan miliki pasar konsumen yang strategis.

Ibas menuturkan, RI berfungsi sebagai pintu gerbang menuju ASEAN berjumlah 680 juta orang dan bertindak sebagai hub untuk pasar regional dan internasional. 

"Dengan 35 perjanjian perdagangan, termasuk ekonomi komprehensif daerah kemitraan (RCEP)-pakta perdagangan terbesar mencakup perekonomian utama seperti Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan Australia- Indonesia memainkan peran penting di global perdagangan,” jelas Ibas.

Dia juga mengapresiasi peningkatan kerja sama antar RI-Uzbekistan dari sisi pariwisata, transportasi maupun pendidikan dan budaya. 

"Saya senang kerja sama bilateral kedua negara kita terus berjalan baik dan ini harus terus kita tingkatkan. Saya harap ke depan kita dapat terus pererat hubungan kerjasama ini melalui konektivitas people to people," sebut Ibas.

Kemudian, Ibas juga menyamaikan pentingnya demokrasi dan kebaikan tata kelola pemerintahan yang transparan. Tentu, Ibas mendukung sepenuhnya Pemilu Parlemen di Uzbekistan, karena sangat penting untuk mewujudkan demokrasi yang sejati, mempromosikan tata kelola yang baik, dan menegakkan hak asasi manusia (HAM).

“Khususnya parlemen kita adalah siap berkolaborasi dengan Uzbekistan, untuk memperkuat proses demokrasi dan penguatan struktur tata kelola ‘good governance’. Saya percaya bahwa Uzbekistan dan Indonesia berbagi prinsip demokrasi yang umum, dengan mayoritas penduduk kami Muslim,” katanya.

Karena itu, ia berharap kedua negara dapat meningkatkan kesadaran dan memperkuat upaya, bersama keinginan politik, untuk dialog tentang promosi moderat Islam. Tentunya, kata Ibas, ini akan mendorong toleransi, rasa hormat terhadap kebebasan baik politik maupun sosial dan perlindungan hak budaya.

“Kami percaya demokrasi yang bervariasi dan definisi yang berkembang, memainkan peran penting dalam menjamin kesetaraan, keberagaman, keadilan, kebebasan, partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas kepada masyarakat,” jelas dia.

Ibas juga mendorong agar Uzbekistan terus bersuara mendukung secara penuh kemerdekaan bangsa palestina. "Indonesia dan Uzbekistan harus terus berkomitmen membantu rakyat palestina. Memberikan dukungan politik maupun dukungan kemanusiaan," lanjut Ibas. 

"Kita harus terus berjuang untuk kebenaran serta keadilan akan hak dan kemanusiaan dan posisi ini tidak akan berubah di masa depan, sampai kita melihat hak-hak bangsa Palestina dipenuhi dan kita melihat kemerdekaan Palestina terwujud," tutupnya.

Hadir dalam pertemuan di Taskent, Wakil ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP), Putu Supadma Rudana, Anggota Delegasi GKSB, Hinca LP Pandjaitan, I Komang Koheri, Bahtra, Agung Budi Santoso, Dimyati Natakusumah, Hamid Noor Yasin Sturman Panjaitan, Lasmi Indaryani, Irwan, hingga Andi Akmal Pasluddin.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya